Rabu, 4 Oktober 2023

Ken Setiawan Obrak-obarik Kesesatan Al Zaytun, Berikut Faktanya

- Senin, 26 Juni 2023 | 20:57 WIB

Gemalantang.com - Saat ini publik tengah menyoroti kasus Panji Gumilang yang merupakan pimpinan Ponpes Al Zaytun yang sering membuat kontroversial.

Menurut mantan organisasi Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan, pnyimpangan dan ajaran sesat di Ponpes Al Zaytun telah merubah rukun Islam

"Kalau rukun Islam sama, tapi syahadatnya ini yang diajarkan digerakkan teritorial saja, bawa bukunya kebetulan ini yang dibuat oleh dulu masih Bupati, sekarang gubernur NII," katanya

Kata Ken Setiawan, ajarnya di dalam bahwa itu bukan tiada Tuhan selain Allah , tapi tiada negara kecuali Negara Islam. Dan siapa bernegara selain negara Islam maka dia kafir.

Lanjut Ken Setiawan, mereka menganggap Indonesia hukumnya masih jahiliyah Pancasila peninggalan KUHP, peninggalan penjajah Belanda ini harus diganti dengan negara Islam dan wasaduna Muhammad Rasulullah dan siapa saja yang menyampaikan risalah agama karena Rasul berasal dari kata risalah layak disebut sebagai orang nabi.



" Jadi dulu kami meyakini Panji Gumilang dulu ada nabi baru setelah Nabi Muhammad, yang kedua shalat shalat itu menganggap bahwa hari ini ya kondisi Mekkah kondisi jahiliyah, karena Indonesia belum tegak hukum Islam maka shalat belum diwajibkan," beber Ken Setiawan

Ken Setiawan juga mengatakan, shalat bukan dilarang, tapi belum diwajibkan. Dan shalat ketika ada tamu suatu karya seni tertentu makanya, karena mereka dididik menjadi negarawan sholatnya mereka dilarang pakai sarung seorang pakai celana, tapi pakai jas pakai dasi.

"Karena mereka dididik menjadi seorang negarawan calon-calon pemimpin negara zakatnya juga dirubah tidak pakai satu beras, tapi pakai satu gantang kurma," bebernya.

Sedangkan puasa diartikan menahan menahan diri, jika negara Islam menang jadi mereka harus totalitas memberikan semua yang dimiliki untuk perjuangan dan yang terakhir ibadah hajinya.

Ibadah haji menurut NII itu nggak perlu ke Mekah datang ke Al Zaytun setiap 1 Muharram di artikan sebagai perkumpulan para pejabat dan seluruh Korwil.



Korwil itu datang melakukan ritual Haji juga di sana, Jadi kalau satu muharram datang hal itu pasti rame apalagi pada saat itu ketika saya di dalam itu sekitar 250.000 jamaah pada saat itu dan hadir semua.

"Masing-masing Korwil semuanya juga melakukan ritual ibadah haji keliling tawaf misalnya kita bukan keliling Ka'bah tapi keliling pesantren Al Zaytun yang luasnya 1200 hektar. Dan melihat bahwa kita bertakbir Allahu akbar inilah Islam ini besar mewah mega lengkap fasilitasnya," pungkasnya.

Ken Setiawan juga menyebutkan, tawaf itu mengabarkan Al Zaytun dengan segala lengkap fasilitas dan orang yang datang ke sana berucap Subhanallah itu besar sekali luas sekali, ada juga istilah melempar jumro kalau di Mekah kan menggunakan kerikil.

" Kalau di Al Zaytun, kita sedang membangun gedung, kalau pakai kerikil enggak kelar-kelar, jadi setiap orang yang datang ke sana di akhir season ada ritual melempar jumroh misalnya dari Jakarta misalnya ada satu miliar, melemparnya tidak pakai kerikil tapi semen," bebernya.

Editor: Gema Lantang

Tags

Terkini

X