Gemalantang.com - Sejumlah viralnya shalat Idul Adha yang digelar di Ponpes Al Zaytun, sejak itu pula Pimpin Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang jadi sorotan masyarakat.
Pasalnya dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri 1444 Hijrah kemarin tidak lazim dilakukan oleh ummat Islam, karena dalam shaf shalat tersebut terdapat seorang wanita dan juga ummat non Muslim.
Tidak sampai situ, Panji Gumilang juga mencapai salam Yahudi di hadapan para santri-santri Al Zaytun di dalam masjid yang membuat ummat Islam murka, tak terkecuali Ustadz Abdul Somad yang ikut geram atas ulah Panji Gumilang.
Atas sikap yang dilakukan Panji Gumilang juga membuat masyarakat Indramayu dan ummat Islam lain marah, karena diduga ajaran Panji Gumilang melenceng dari syariat Islam atau sesat.
Melihat kondisi Ponpes Al Zaytun sudah dianggap melenceng, Ponpes Al Zaytun didemo oleh ribuan warga yang mengatasnamakan Forum Indramayu Menggugat (FIM) pada Kamis (15/6/2023).
Yang lebih mencenggangkan lagi, Pimpinan Ponpes Al Zaytun Indramayu, Panji Gumilang mengaku secara blak-blakan bahwa dirinya adalah seorang komunis.
Pernyataan Panji Gumilang itu diketahui dalam unggahan akun TikTok @inverno.channel setelah Ponpes Al Zaytun didemo oleh ribuan warga yang mengatasnamakan Forum Indramayu Menggugat (FIM) pada Kamis (15/6/2023).
“Saya komunis, anak-anakku sekarang China umur kemajuannya 25 tahun diukur dari tahun 1998. Pada 1998 Indonesia sudah naik hampir bersamaan dengan China dipotong, hancur lagi nol lagi, China naik terus menjadi raksasa segala hal,” kata Panji Gumilang dikutip VIVA Bandung pada Jum’at (16/6/2023).
Lebih lanjut, Panji Gumilang menjelaskan, ekonomi China adalah kekuatan dunia yang dapat menyalip kapitalis Amerika Serikat dan Eropa.
“China sebagai pendatang baru harus kuat daripada raksasa tua. Kaum kapitalis Eropa sudah hidup ratusan tahun kaya, kapitalis AS ratusan tahun sudah tua,” jelasnya.
Menurut Panji Gumilang, kekuatan China tidak dapat terlepas dari peran Deng Xiaoping yang terkenal dengan pernyataannya ‘tidak peduli apakah itu kucing putih atau kucing hitam, selama bisa menangkap tikus, itu adalah kucing yang baik’.
“Jangan pura-pura kucing yang menyayangi tikus seperti yang dilakukan oleh kaum imperalis kapitalis. Seperti menyayangi rakyatnya tapi dia mencengkeram. Bahasa China begitu, entah ngerti entah tidak orang China itu,” ujar Panji Gumilang.
“Kucing galak, pura-pura sayang kepada tikus. Kan tikus makanan kucing kan, di mana ada kucing yang sayang pada tikus,” sambungnya menganalogikan.
Sekedar informasi, Deng Xiaoping menitikberatkan tanggung jawab individu dan insentif material. Dia mendesak pembentukan tenaga kerja terampil dan teknisi yang membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan negara.
Deng bersikeras supaya China tetap menjadi negara sosialis dengan kontrol pusat. Reformasinya tentu meningkatkan kualitas hidup semua masyarakat China. Deng Xiaoping sudah menyetir China ke arah pertumbuhan ekonomi setelah revolusi budaya.
Sementara atas sikap Pimpin Ponpes Al Zaytun tersebut, masyarakat minta kepada MUI bertindak secara tegas, karena ajaran Panji Gumilang diduga sesat secara syariat.