Senin, 22 Desember 2025

Harga Minyak dan Saham Anjlok Menambah Kekhawatiran Global

Photo Author
- Kamis, 1 Mei 2025 | 20:05 WIB
Harga Minyak dan Saham Anjlok Menambah Kekhawatiran Global (Gemalantang.com/ilustrasi )
Harga Minyak dan Saham Anjlok Menambah Kekhawatiran Global (Gemalantang.com/ilustrasi )

GEMALANTANG.COM, LONDON -- Harga minyak terkoreksi turun dan saham beragam pada hari Kamis dalam perdagangan liburan yang tipis, menyusul data ekonomi AS yang lemah yang menambah kekhawatiran pertumbuhan. 

Beberapa pasar ditutup di Eropa dan Asia untuk liburan 1 Mei, termasuk di Prancis, Jerman, Hong Kong, dan China daratan.

Baca Juga: Ratusan Ribu Buruh Apresiasi Hadiah 'May Day' dari Prabowo

Minyak anjlok di bawah $60 per barel, terbebani oleh data ekonomi yang mengecewakan dari AS pada hari Rabu dan ekspektasi bahwa OPEC+ akan meningkatkan produksi lebih dari yang diharapkan pada bulan Juni.

Harga minyak yang lebih rendah berdampak pada raksasa energi BP dan Shell, dengan saham mereka masing-masing turun tiga persen dan dua persen pada indeks FTSE 100 London.

Baca Juga: Sekjen Serikat Buruh Dunia Puji Prabowo : Peristiwa Bersejarah

"Harga minyak berada pada titik terendah yang belum pernah terlihat sejak pandemi, karena kekhawatiran tentang dampak perdagangan terhadap pertumbuhan global terus berputar," kata Susannah Streeter, kepala uang dan pasar di Hargreaves Lansdown. 

"Karena ekonomi diperkirakan melambat, permintaan energi juga akan mengalami hal yang sama," tambahnya, seperti dilansir AFP.

Presiden AS Donald Trump telah mengenakan pungutan besar pada mitra dagang dan impor termasuk baja, aluminium dan mobil untuk memperbaiki apa yang menurutnya merupakan ketidakseimbangan perdagangan yang tidak adil.

Baca Juga: Semakin Memanas, Israel Serang Suriah Disaat Bentrokan Meluas

Pasar menantikan data pekerjaan AS bulan April yang akan dirilis pada hari Jumat untuk mencari indikasi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve.

"Yang penting bagi Fed adalah pasar kerja, jadi kita akan menghadapi peristiwa risiko besar dengan laporan penggajian besok," kata Neil Wilson, ahli strategi investor Inggris di Saxo Markets.

Baca Juga: Resah Melihat Kemacetan, Hafiz Fattah Desak Pembangunan Jalan Khusus

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Isu Royalti Menggema di Forum Jepang-ASEAN

Sabtu, 15 November 2025 | 16:46 WIB

Kremlin: Upaya Penyelesaian Konflik Ukraina Terhenti

Sabtu, 8 November 2025 | 13:59 WIB

Aksi Saling Sindir Zohran Mamdani vs Donald Trump

Kamis, 6 November 2025 | 09:19 WIB

Prabowo Warning Dunia Soal ‘Serakahnomics’

Sabtu, 1 November 2025 | 13:19 WIB

Gestur Diplomasi Prabowo Jadi Sorotan di KTT ASEAN

Senin, 27 Oktober 2025 | 09:12 WIB
X