Biaya penyesuaian bagi dunia usaha juga tidak kecil karena sistem POS, label harga, invoice, aplikasi pembukuan, kontrak pinjaman, dan tarif layanan harus diperbarui.
Di sektor digital, perbankan, e-wallet, dan payment gateway harus melakukan konversi serentak dalam jendela waktu yang sangat pendek agar tidak terjadi kekacauan transaksi.
Risiko teknis, termasuk gangguan sistem atau kesalahan konversi, tidak dapat dikesampingkan.
Baca Juga: Deret Pengakuan Tokoh yang Tersandung Kasus Ijazah Palsu Jokowi
Bagi pemerintah, masa awal transisi memerlukan biaya logistik besar, yaitu pencetakan uang baru, penarikan uang lama, pembaruan ATM, edukasi publik, serta pengawasan harga.
Biaya ini tidak hanya fiskal, tetapi juga reputasional karena sedikit saja kesalahan dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap rupiah.
Dampak Jangka Panjang
Meski jangka pendek penuh tantangan, redenominasi menawarkan manfaat jangka panjang yang signifikan.
“Pertama, penyederhanaan digit memperkuat persepsi stabilitas rupiah. Negara-negara seperti Turki dan Romania mengalami peningkatan kredibilitas moneter setelah redenominasi sukses,” kata Harris.
“Kedua, sistem pembayaran akan menjadi lebih efisien karena mengolah angka lebih pendek menurunkan beban komputasi dan risiko kesalahan, ini penting ketika transaksi digital Indonesia tumbuh pesat,” tambahnya.
Baca Juga: Analis Komunikasi Politik: 80 Persen Publik Setuju Soeharto jadi Pahlawan Nasional
Lalu yang ketiga, menurut Harris adalah pelaporan keuangan pemerintah dan dunia usaha menjadi lebih ringkas dan mudah diinterpretasi dan keempat, redenominasi membuka kesempatan besar untuk meningkatkan literasi harga masyarakat.
Pada level tertentu, redenominasi juga dapat mempengaruhi persepsi investor internasional terhadap manajemen moneter Indonesia, terutama jika dikombinasikan dengan kebijakan makro yang disiplin.
Namun, semua manfaat ini hanya dapat diperoleh bila prasyaratnya dipenuhi, yaitu stabilitas harga terjaga, kepercayaan publik tinggi, dan konversi teknis berjalan tanpa gangguan sistemik.
Apakah Momentum Ini Tepat?
“Pertanyaannya kemudian apakah ini momentum yang tepat? Indonesia sedang berada pada persimpangan yang rumit. Inflasi stabil dan digitalisasi ekonomi berkembang pesat, tetapi di sisi lain ketidakpastian global terus meningkat, mulai dari perlambatan ekonomi dunia, tensi geopolitik, perang dagang, hingga volatilitas harga komoditas,” paparnya.
Artikel Terkait
Tantangan Program Maulana dalam Membangun 'Bahagia' dari Akar Rumput
Awal Mula OTT Bupati Ponorogo di Skandal Jual-beli Jabatan
Kisah Haru Penemuan Balita Asal Makassar di Jambi
Buntut Skandal Korupsi Bupati Ponorogo, KPK Bakal Telusuri Dugaan Suap Lain
Curhat Menkeu Purbaya soal Target Penerimaan Pajak Rp2.189 T
Surya Paloh Sorot Putusan MKD usai Sanksi 2 Kader Nasdem
NasDem Sepakat Pemberian Gelar Pahlawan Nasional pada Soeharto
Izin Lama PT SAS Diklaim Tak Bisa Memutihkan Pelanggaran Tata Ruang Baru
Setelah Bupati Ponorogo Jadi Tersangka, KPK Bidik Proyek Monumen Reog
Polisi dan Kementerian PPPA Pastikan SMAN 72 Jakarta Aman untuk Belajar