GEMA LANTANG, JAMBI -- Sebuah pernyataan tentang keberhasilan operasi jantung terbuka perdana di RSUD Raden Mattaher Jambi menjadi kabar baik bagi masyarakat.
Akan tetapi bagi pengamat kebijakan publik dan ekonomi, Dr. Noviardi Ferzi, pencapaian ini sekaligus menjadi pengingat keras bahwa pejabat publik tidak boleh terjebak pada pola lama yang hanya memoles prestasi tanpa membuka data.
Noviardi menegaskan bahwa apresiasi atas keberhasilan medis memang layak diberikan, tetapi apresiasi tidak boleh berubah menjadi ruang untuk mendramatisasi kesiapan yang belum sepenuhnya diuji.
“Keberhasilan satu operasi bukan sertifikat bahwa sistem sudah sehat. Jangan jadikan capaian medis sebagai selimut untuk menutupi persoalan manajemen,” ujarnya.
Baca Juga: Pengamat: RSUD Raden Mattaher Mengalami Malfungsi Berat
Menurutnya, narasi kesiapan fasilitas dan SDM yang beredar masih terlalu banyak bertumpu pada klaim, bukan dokumentasi kinerja.
Publik, katanya, berhak mengetahui detail persiapan, penggunaan anggaran, standar keamanan, serta bagaimana rumah sakit memastikan keberlanjutan layanan.
“Kesiapan bukan kalimat. Kesiapan itu data. Dan data itu harus dibuka, bukan dipilih hanya yang enak dipublikasikan,” tegas Noviardi.
Noviardi Ferzi juga menambahkan bahwa jika pemerintah ingin mengklaim keberhasilan, maka klaim harus berjalan seiring transparansi penuh, bukan hanya memori peresmian dan dokumentasi seremoni.
Baca Juga: Bedah Jantung Perdana RSUD Raden Mattaher Disorot Pengamat
Noviardi juga menyoroti kecenderungan pejabat untuk memanfaatkan momen keberhasilan sebagai alat pencitraan.
Dalam pandangannya, publik tidak membutuhkan janji baru, melainkan laporan jujur tentang apa yang sudah dikerjakan.
Ia mengingatkan, “Jangan jual janji ketika pekerjaan dasarnya saja belum selesai. Rakyat sekarang lebih paham mana kinerja sungguhan dan mana yang hanya permainan kata.”