GEMA LANTANG, JAMBI -- Operasi bedah jantung di RSUD Raden Mattaher Jambi diklaim sebagai komitmen pemerintah dalam memberikan layanan medis kepada masyarakat.
Operasi perdana yang dilakukan pada akhir Oktober 2025 merupakan tonggak penting dalam pelayanan kesehatan di daerah ini.
Namun, pengamat kebijakan publik dan sosial, Dr. Noviardi Ferzi menyoroti beberapa aspek esensial, termasuk kesiapan SDM dan infrastruktur rumah sakit yang dinilai menjadi fokus utama.
Baca Juga: Istana Ungkap Peran Tim Koordinasi MBG yang Baru Dibentuk Prabowo
"Meskipun tim medis menyatakan kesiapan, penting untuk memastikan spesialisasi dan pelatihan berkelanjutan bagi dokter bedah jantung, anestesi, hingga tenaga pendukung pasca operasi agar hasil klinis optimal." katanya.
Noviardi menilai sarana penunjang seperti ruang ICU, peralatan canggih, dan ketersediaan obat khusus harus dijamin konsistensinya agar tidak hanya sebatas pelaksanaan operasi sekali-kali, tapi berlanjut sebagai layanan rutin.
Sementara itu, ia juga menyoroti persoalan sistem rujukan dan penanganan pasca operasi harus diperkuat.
Ia menilai hal ini penting karena operasi jantung membutuhkan tindak lanjut intensif termasuk rehabilitasi jantung dan monitoring komplikasi.
Baca Juga: Tiga Program 'Kota Jambi Bahagia' Tuai Kritik Tajam
"Jika tidak ada sistem yang kuat, hasil operasi rawan menurun sehingga manfaat jangka panjang ke pasien tidak optimal.Ketiga, aspek transparansi dan akuntabilitas perlu ditegakkan." sebutnya.
Ia menambahkan bahwa laporan hasil operasi, tingkat keberhasilan, komplikasi, dan kepuasan pasien harus dipublikasikan agar menjadi bahan evaluasi publik dan mendorong peningkatan mutu layanan.
"Ini akan menjadi tolok ukur keberhasilan layanan bedah jantung di Jambi, perlu perhatian terhadap aspek finansial dan aksesibilitas." singkatnya, Jum'at, 31 Oktober 2021.
Baca Juga: Sempat Diprotes Kepala Daerah soal Perbedaan Data, Purbaya: Sudah Dicek Berkali-kali