GEMA LANTANG, JAMBI -- Pernyataan Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa yang menyoroti pentingnya menjaga likuiditas sistem keuangan dan mempercepat belanja anggaran negara menuai reaksi publik.
Pengamat ekonomi yang juga akademisi, Dr. Noviardi Ferzi, mengatakan bahwa langkah Purbaya saat ini sudah tepat sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, pelajaran dari pengalaman krisis ekonomi sebelumnya, terutama krisis 1998 dan 2009, menunjukkan pemahaman yang mendalam atas dinamika kebijakan fiskal dan moneter yang berpengaruh pada kesehatan sektor riil.
Baca Juga: Begini Respons Purbaya soal Kenaikan Gaji PNS 2026
"Kebijakan fiskal yang ekspansif dan koordinasi kebijakan yang baik berpotensi menjaga momentum pertumbuhan di tengah ketidakpastian global." sebut Dr. Ferzi.
Menurut ekonom ternama asal Jambi itu, kritik Menkeu Purbaya terhadap kebijakan yang terlalu ketat dan terlambat dalam pengelolaan anggaran perlu menjadi catatan penting bagi pemerintah.
"Agar tidak mengulangi kesalahan yang membuat likuiditas 'kering' dan sektor riil tertekan." imbuhnya, Jum'at 21 November 2025.
Baca Juga: KUHAP Baru Tuai Polemik, Bisa Picu Masalah Besar
Namun, Noviardi Ferzi juga mengingatkan soal pentingnya untuk melihat risiko dari kebijakan ekspansif yang tidak didukung mekanisme penyaluran yang efisien.
"Seperti yang sempat dikhawatirkan terkait kucuran dana besar yang bisa macet jika bunga pinjaman tinggi dan iklim bisnis kurang kondusif." katanya.
Dr. Ferzi juga menyinggung soal pernyataan Menkeu Purbaya yang menekankan bahwa sekitar 90 persen perekonomian Indonesia bergantung pada permintaan domestik.
Baca Juga: Akademisi 'Kupas' Wacana Pertukaran Pelajar Pemkot Jambi
Ia menilai hal ini menegaskan bahwa kebijakan ekonomi nasional harus fokus pada penguatan ekonomi domestik dan mengurangi ketergantungan berlebihan pada faktor eksternal.