GEMA LANTANG, JAKARTA -- Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa hubungannya dengan Joko Widodo (Jokowi) masih terjalin dengan baik.
Kabar tersebut muncul usai rencana Projo yang akan mengganti logo organisasi di mana sebelumnya adalah gambar Jokowi.
Selain karena perubahan pada logo, kabar putus hubungan itu juga muncul setelah rencana Budi untuk merapat ke Partai Gerindra.
Sebut Projo Lahir karena Jokowi
Dalam sambutan di Kongres III Projo pada hari Minggu, 2 November 2025, Budi menyebut bahwa organisasi tersebut lahir karena Jokowi.
“Jangan di-framing (putus hubungan), Projo ini lahir karena ada Pak Jokowi. Projo ini lahir dari semangat perlunya pemimpin rakyat yang ada, yang bernama Joko Widodo,” kata Budi saat sambutan dalam kongres itu.
“Jadi, Projo sejatinya lahir karena ada pemimpin rakyat yang seharusnya lahir dari kandungan rakyat itu sendiri bernama Joko Widodo,” imbuhnya.
Baca Juga: Pembangunan Tahap II IKN, Kawasan Legislatif dan Yudikatif Rampung 2 Tahun
Budi juga menyebut bahwa Projo menjadi sejarah dalam kepemimpinan Jokowi sejak dibentuk sejak tahun 2014 hingga 2024.
Akui Komunikasi dengan Jokowi
Budi lantas membeberkan bahwa sebelum kongres hari kedua, ia sempat menghubungi Jokowi dan mengungkapkan rencana menghilangkan wajahnya dari logo Projo.
“Tadi pagi saya masih komunikasi dengan Pak Jokowi, bahwa perubahan logo ini adalah bagian dari transformasi organisasi Projo untuk menjawab tantangan dan perkembangan zaman,” ucapnya.
Untuk selanjutnya, ia menyatakan bahwa Projo akan menggandeng partisipasi publik dengan sayembara logo pengganti.
Tunjukan Dukungan pada Prabowo-Gibran
Mengenai arah dukungan organisasi, Budi menegaskan bahwa akan mengawal dan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Sebagai pemerintahan berkelanjutan, pemerintahan Pak Prabowo-Gibran harus kita kawal karena pada Pilpres 2024 berkelanjutan yang menang,” jelasnya.