GEMA LANTANG, CHINA -- China meluncurkan "AI Plus" yang menjadi bagian dari strategi dalam agenda negaranya untuk menciptakan ekonomi cerdas pada 2035 mendatang.
Program ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi anggaran dan produktivitas yang menekankan integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam kegiatan ekonomi, industri, hingga layanan publik.
Baca Juga: Ketua PBNU Gus Yahya Imbau Masyarakat Tetap Tenang di Tengah Situasi Demonstrasi
“AI Plus memberi integrasi luas dan mendalam AI di sektor teknologi hingga kerja sama global,” demikian tertulis dalam dokumen resmi Dewan Negara China, yang dikutip dari China Daily pada Minggu, 31 Agustus 2025.
Salah satu fokus utama adalah penerapan AI di industri dan pelayanan publik untuk menekan biaya operasional sekaligus meningkatkan efektivitas layanan.
Baca Juga: 5 Tantangan yang Perlu Diwaspadai saat Merintis Usaha
China menargetkan pada 2027 penetrasi terminal pintar generasi baru dan agen AI akan melampaui 70 persen, dan dipandang sebagai langkah awal menuju efisiensi anggaran yang lebih tinggi.
Program ini juga menargetkan 2030 sebagai tahap AI mendukung pembangunan berkualitas tinggi di seluruh sektor, dengan penetrasi AI generasi berikutnya melebihi 90 persen.
Baca Juga: Amran Pastikan Beras SPHP yang Rusak Bisa Ditukar di Bulog
“Evolusi cepat teknologi AI dan penerapan skala besar dapat memanfaatkan keunggulan China: sistem industri lengkap, pasar besar, dan beragam skenario aplikasi,” tulis China Daily.
Integrasi AI yang luas di berbagai sektor diharapkan mampu memperbarui industri tradisional, membuka peluang untuk industri strategis baru, dan memastikan manfaat AI menyentuh seluruh masyarakat.
Baca Juga: Amran Pastikan Beras SPHP yang Rusak Bisa Ditukar di Bulog
Kendati manfaatnya dinilai besar, penggunaan AI juga menghadirkan risiko seperti pelanggaran data dan privasi. Pemerintah China lantas menekankan pentingnya tata kelola AI yang aman, transparan, dan kolaboratif di tingkat global.