GEMALANTANG.COM, YERUSALEM -- Pemutusan pasokan makanan, bahan bakar, obat-obatan dan pasokan lain oleh Israel kepada 2 juta penduduk Gaza telah menyebabkan harga melonjak di daerah itu.
Kelompok-kelompok kemanusiaan harus bekerja keras untuk mendistribusikan persediaan yang semakin menipis kepada mereka yang paling rentan.
Pemutusan bantuan ini telah membahayakan kemajuan untuk mencegah kelaparan selama enam minggu terakhir selama Fase 1 kesepakatan gencatan senjata yang disetujui Israel dan Hamas pada bulan Januari.
Baca Juga: Ceker dan Sayap Ayam Kena Tarif Tambahan Akibat Perang Dagang AS dan Tiongkok
Israel mengatakan penghentian itu bertujuan untuk menekan Hamas agar menerima usulan gencatan senjata, aliran bantuan seharusnya terus berlanjut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Selasa bahwa ia siap untuk meningkatkan tekanan dan tidak akan mengesampingkan kemungkinan memutus semua aliran listrik ke Gaza jika Hamas tidak mengalah.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyebut pemutusan itu sebagai kebijakan kelaparan, menurut laporan AP.
Baca Juga: Ini Rencana Liga Arab Untuk Selamatkan Jalur Gaza Dari Cengkeraman Trump
Dua hari berlalu, sejak pemutusan pasokan bantuan. Kantor kemanusiaan PBB mengatakan pada hari Selasa bahwa harga sayuran dan tepung melonjak setelah penyeberangan ditutup.
Sayed Mohamed al-Dairi mengatakan harga yang baru saja mulai turun selama gencatan senjata telah melonjak kembali, karena para penjual menaikkan harga barang dagangan mereka yang mulai menipis.
“Para pedagang membantai kami, para pedagang tidak berbelas kasihan kepada kami. Tadi pagi, harga gula 5 shekel, tanya saja sekarang, harganya sudah menjadi 10 shekel.” katanya.
Baca Juga: Kekacauan di Parlemen Serbia, Oposisi Lempar Gas Air Mata
Dengan berakhirnya gencatan senjata dan dibekukannya kembali bantuan, warga Palestina khawatir kejadian itu akan terulang.