GELAMANTANG.COM, WASHINGTON -- Penyebaran flu burung yang sedang berlangsung di Amerika Serikat telah membuat para ahli khawatir, bukan hanya karena kasus pada manusia yang menyebabkan penyakit parah, tetapi juga karena kasus infeksi baru yang meresahkan pada kucing.
Sampel virus yang ditemukan pada pasien sakit kritis di Amerika Serikat telah menunjukkan tanda-tanda bermutasi agar lebih cocok dengan saluran pernapasan manusia, meskipun tidak ada indikasi virus tersebut telah menyebar ke luar individu tersebut, demikian laporan pihak berwenang.
Baca Juga: Negara Ini Tutup Puluhan Pelabuhan Akibat Gelombang Setinggi 4 Meter
Awal bulan ini, sejumlah pejabat mengumumkan bahwa seorang pasien lanjut usia di Louisiana berada dalam kondisi kritis karena infeksi H5N1 yang parah.
Seperti dilansir AFP, sebuah analisis yang dipublikasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada hari Kamis mengungkapkan bahwa sebagian kecil virus di tenggorokan pasien membawa perubahan genetik yang dapat meningkatkan kemampuan virus untuk mengikat reseptor sel tertentu yang ditemukan di saluran pernapasan bagian atas manusia.
Yang penting, CDC mencatat bahwa perubahan ini belum terdeteksi pada unggas, termasuk pada kawanan unggas di halaman belakang yang diyakini menjadi sumber infeksi awal pasien.
Baca Juga: Pesawat Meledak Saat Menghantam Dinding Bandara, Jumlah Korban Terus Bertambah
Sebaliknya, badan tersebut mengatakan mutasi tersebut kemungkinan besar dihasilkan oleh replikasi virus ini pada pasien dengan penyakit lanjut, dan menekankan bahwa tidak ada penularan strain yang bermutasi ke manusia lain yang telah diidentifikasi.
Beberapa ahli yang dihubungi AFP memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menentukan apakah perubahan ini akan membuat virus lebih mudah menular atau lebih parah pada manusia.
Seorang ahli virus di Universitas Saskatchewan di Kanada, Angela Rasmussen menjelaskan bahwa meskipun mutasi dapat membantu virus memasuki sel dengan lebih mudah, bukti tambahan seperti pengujian pada hewan akan diperlukan untuk mengonfirmasi adanya efek pada penularan.
Baca Juga: Soal Pertambangan Minyak Ilegal, Ketua DPRD Provinsi Jambi Bilang Gini
"Senang rasanya mengetahui bahwa kita harus mewaspadai hal ini, tetapi hal ini tidak benar-benar memberi tahu kita, 'Wah, kita kini semakin dekat dengan pandemi." kata Rasmussen.
Hal senada juga dikatakan oleh Thijs Kuiken dari Erasmus University Medical Center di Belanda seperti yang dilaporkan AFP. Dia menambahkan bahwa proses tersebut hanyalah satu di antara beberapa langkah yang diperlukan untuk replikasi virus yang berhasil.
"Penempelan yang efisien pada sel-sel saluran pernapasan atas manusia diperlukan, tetapi tidak cukup, untuk penularan yang lebih efisien antar manusia," katanya dikutip AFP.