GEMALANTANG.COM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa serangan Israel terhadap pelabuhan yang dikuasai Houthi di Yaman pada hari Sabtu (20/07) kemarin merupakan pesan kepada musuh-musuh Israel.
Netanyahu juga menyebut serangan itu juga menunjukkan dengan jelas kepada musuh-musuh Israel bahwa tidak ada tempat yang tidak dapat dijangkau oleh tangan panjang Israel.
Baca Juga: Balasan Serangan Houthi, Israel Bombardir Objek Vital Yaman
"Saya punya pesan untuk musuh-musuh Israel, jangan salah paham tentang kami. Kami akan melindungi diri kami sendiri dengan segala cara, di setiap lini. Siapa pun yang menyakiti kami akan membayar harga yang sangat mahal atas agresinya." kata Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan televisi dikutip Times Of Israel, Minggu (21/07/2024).
Dalam serangan balasan Israel itu, sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas dan 87 orang terluka dalam serangan Angkatan Udara Israel yang menargetkan depot bahan bakar dan fasilitas lainnya di pelabuhan Hodeidah, yang memicu kebakaran besar.
Baca Juga: 161 Orang Jurnalis Meregang Nyawa Di Gaza, Hamas Desak PBB Hentikan Israel
Israel menekankan bahwa serangan itu merupakan pesan tidak hanya kepada Houthi tetapi juga kepada Iran dan proksi lainnya di kawasan tersebut, termasuk Hamas dan kelompok Lebanon, Hizbullah, yang telah menyerang komunitas Israel dan pos militer di sepanjang perbatasan utara hampir setiap hari sejak 8 Oktober.
Menurut Laporan Times Of Israel, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa Israel menyerang wilayah pelabuhan karena merupakan rute pasokan untuk transfer senjata Iran, dari Iran ke Yaman, dan merupakan sumber ekonomi yang signifikan bagi Houthi.
Baca Juga: Dubes Rusia Galau, Atletnya Dilarang Dapat Dukungan Di Olimpiade Paris 2024
“Yaman adalah negara besar; hanya sebagian wilayahnya yang dikuasai oleh Houthi. Kami tidak berniat menyerang rakyat Yaman,” kata Hagari
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden diberi pengarahan tentang perkembangan terbaru di Timur Tengah, menurut seorang pejabat Gedung Putih berdasarkan laporan Middle East Eye.
Baca Juga: Indonesia Meradang Lihat Ulah Knesset Israel Tolak Pembentukan Negara Palestina