GEMALANTANG.COM -- Bangladesh telah memerintahkan sekolah dan universitas di seluruh negeri untuk ditutup tanpa batas waktu mulai hari Rabu, setelah enam orang tewas dalam protes terhadap kuota pekerjaan pemerintah.
Setiap sekolah menengah atas, universitas, dan pesantren diminta untuk tetap tutup sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Juru bicara Kementerian Pendidikan MA Khair mengatakan perintah penutupan dikeluarkan demi keamanan siswa.
Baca Juga: Waspada Perang Baru!!! Serangan Udara Hizbullah dan Israel Semakin Intens
Penutup sekolah dan universitas ini buntut dari peningkatan demonstrasi menentang kebijakan perekrutan pegawai negeri sipil yang telah terjadi selama berminggu-minggu.
Hal ini telah memicu kemarahan di kalangan pelajar yang menghadapi tingkat pengangguran pemuda yang tinggi, dengan hampir 32 juta pemuda Bangladesh tidak bekerja atau bersekolah dari total populasi 170 juta orang.
Baca Juga: Israel Klaim Berhasil Membunuh dan Lukai Belasan Ribu Anggota Hamas
Demonstrasi meningkat setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina menolak memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa, dengan alasan proses pengadilan yang sedang berlangsung, dan melabeli mereka yang menentang kuota sebagai "razakar"
"Kami mendesak Pemerintah Bangladesh untuk segera menjamin keselamatan semua pengunjuk rasa damai dan perawatan yang tepat bagi semua yang terluka," kata Amnesty International dalam sebuah posting di X dikutip Reuters, Rabu (17/07/2024).
Baca Juga: Rumania Akan Musnahkan Ratusan Beruang Coklat
Setidaknya ada enam orang tewas pada kericuhan di hari Selasa (16/07/2024) kemarin. Direktur Rumah Sakit Chittagong Medical College Mohammad Taslim Uddin mengatakan sedikitnya ada tiga orang tewas.
Uddin juga menyebutkan bahwa 35 orang lainnya terluka selama bentrokan di kota pelabuhan tersebut. Sementara itu, di kota barat laut Rangpur, Komisaris Polisi Mohammad Moniruzzaman mengatakan seorang pelajar tewas dalam bentrokan di sana.
Baca Juga: Kemenag Jambi, Tunggu Tahapan Perhelatan Anugerah Masjid Percontohan
Dua orang tewas di ibu kota, Dhaka, tempat kelompok mahasiswa yang bertikai saling melempar batu bata dan memblokir jalan di beberapa lokasi utama yang mengakibatkan lalu lintas terhenti menurut laporan Al Jazeera.