GEMALANTANG.COM -- Serangan Israel terhadap sekolah yang dikelola PBB yang menampung keluarga-keluarga terlantar di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada hari Selasa (16/07/2024) kemarin menewaskan dan melukai puluhan orang.
Serangan itu menyebabkan sekolah hancur sebagian, dengan puing-puing menutupi halaman dan ruang kelas yang digunakan sebagai tempat berlindung oleh warga Palestina yang mengungsi.
Baca Juga: PBB Di Gaza Ungkap Kondisi Paling Mengerikan Sejak Perang Dimulai
"Mereka adalah warga sipil yang terbunuh. Mereka adalah anak-anak yang terluka dalam serangan itu, tidak ada yang tersisa dari mereka," teriak seorang pria sambil menunjukkan terpal putih tempat bagian-bagian tubuh dikumpulkan kepada Middle East Eye dikutip Rabu (17/7/2024).
Menurut laporan MEE, di antara mereka yang tewas adalah jurnalis lokal Mohammad Meshmesh, sehingga jumlah jurnalis yang tewas dalam konflik tersebut menjadi 160, kata kantor media pemerintah di Gaza.
Baca Juga: Israel Bombardir 40 Target Di Gaza, Puluhan Nyawa Melayang
Serangan terhadap sekolah tersebut membuat warga terkejut, saat mereka menyaksikan petugas penyelamat mengeluarkan mayat dari bawah reruntuhan, kata warga Nuseirat, Riyad Abu Shanab.
“Lihatlah sekelilingmu. Kamu bisa melihat potongan-potongan tubuh berserakan,” kata Abu Shanab.
Baca Juga: Rumania Akan Musnahkan Ratusan Beruang Coklat
"Saya bisa saja menjadi salah satu korban. Saya baru saja pergi ke toilet untuk mencuci tangan ketika sambaran petir menghantam, membakar area tersebut. Hanya sesaat yang memisahkan saya dari kematian," tambahnya
“Ini adalah sekolah milik UNRWA yang menampung para pengungsi. Mereka juga menyerang sebuah sekolah kemarin. Orang-orang terbunuh di depan kami dan kami tidak punya tempat untuk berlindung.” pungkasnya.
Baca Juga: Donald Trump Kembali Tampil Dihadapan Publik Setelah Insiden Pennsylvania
Serangan Israel di Jalur Gaza kemarin menewaskan sedikitnya 57 warga Palestina , termasuk 17 orang yang tewas dalam serangan di dekat daerah tenda yang menampung orang-orang terlantar di daerah khusus kemanusiaan al-Mawasi di Khan Younis, di Gaza selatan.