GEMALANTANG.COM -- Militer Israel mengeluarkan pemberitahuan panggilan kepada 1.000 anggota komunitas ultra-Ortodoks sebagai upaya untuk memperkuat jajaran tentara, akan tetapi hal itu semakin mengobarkan ketegangan antara warga Israel yang religius dan sekuler.
Para pemimpin komunitas ultra-Ortodoks yang berkembang pesat mengatakan bahwa memaksa mahasiswa seminari untuk melayani bersama orang Israel sekuler termasuk wanita berisiko menghancurkan identitas mereka sebagai orang Yahudi yang religius.
Baca Juga: Pemimpin Houthi Ngamuk, Yaman Akan Tingkatkan Serangan Ke Israel
Menurut laporan Reuters, beberapa rabi telah mendesak siapa pun di komunitas mereka yang menerima perintah wajib militer untuk membakar mereka. Meski begitu, tidak semua Haredim menolak untuk bertugas. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah membentuk sejumlah unit untuk kaum ultra-Ortodoks.
Sejumlah rekrutan baru Haredi yang sudah ada dalam sistem yang tidak mengajukan pengecualian melaporkan diri untuk bertugas pada hari Minggu, meskipun mereka berharap jalan tengah dapat dicapai.
Baca Juga: Israel Serang Tenda Wartawan Di Gaza, Seorang Jurnalis Tewas
"Jika Anda ingin merekrut Haredis, pelajari dulu apa yang perlu Anda lakukan untuk merekrut Haredis. Jangan melakukannya dengan paksa," kata Netsach Cohen, 19 tahun, sebelum memasuki pangkalan perekrutan.
Sementara itu, warga dari komunitas Haredi yang lebih taat beragama mengatakan mereka tidak akan pernah setuju bertugas di militer.
Baca Juga: WBI Menyala-nyala Di Provinsi Jambi, Ardi Harmaini Bilang Gini
"Siapa pun yang tidak memahami nilai belajar tidak dapat memahami mengapa kaum Haredi tidak ingin direkrut. Memaksakan masalah akan memperburuk pertikaian" kata David Mizrahi, mahasiswa seminari berusia 22 tahun dari Yerusalem dikutip Reuters, Selasa (23/07/2023).
Setelah serangkaian panggilan pertama, pemberitahuan lebih lanjut untuk total awal 3.000 wajib militer ultra-Ortodoks diharapkan akan dikirimkan dalam beberapa minggu mendatang.
Baca Juga: Gedung Putih Kaget Biden Mundur, Donald Trump Bilang Gini
Mahkamah Agung memutuskan bulan lalu bahwa Kementerian Pertahanan tidak dapat lagi memberikan pengecualian menyeluruh kepada siswa seminari Yahudi dari wajib militer. Pengaturan itu telah berlaku sejak berdirinya Israel pada tahun 1948 ketika jumlah penganut ultra-Ortodoks, atau Haredi, masih sedikit.
Artikel Terkait
Hadiri Kenduri Swarnabhumi, Budayakan Makan Bersama Anak-anak
Makin Panas!!! Kapal Amerika Serikat Di Laut Merah Dihantam Rudal
Menteri Luar Negeri 'Sumringah' Soal Rudal Tomahawk Dan Senjata Hipersonik AS
Joe Biden Mundur Dari Pencalonan Presiden AS
Joe Biden Minta Demokrat Bersatu Kalahkan Donald Trump
Gedung Putih Kaget Biden Mundur, Donald Trump Bilang Gini
Ini Janji Kamala Harris Setelah Joe Biden Mundur
WBI Menyala-nyala Di Provinsi Jambi, Ardi Harmaini Bilang Gini
Israel Serang Tenda Wartawan Di Gaza, Seorang Jurnalis Tewas
Pemimpin Houthi Ngamuk, Yaman Akan Tingkatkan Serangan Ke Israel