Dari sisi investasi, pertumbuhan mencapai 3,02 persen (yoy), terutama pada sektor bangunan dan infrastruktur yang didorong proyek strategis nasional.
“Kebijakan fiskal yang ekspansif diarahkan untuk memperkuat fondasi pertumbuhan, tidak hanya menjaga konsumsi tapi juga menciptakan ruang investasi baru,” terang Purbaya.
Ekspor barang dan jasa tumbuh 9,91 persen, didukung oleh kinerja kuat industri domestik dan peningkatan permintaan dari negara mitra utama.
Baca Juga: Pengamat: Geopark Merangin Tak Bisa Dijaga Dengan Kalimat Indah
Ekspor jasa juga melonjak 7,62 persen, seiring kenaikan wisatawan mancanegara hingga 21,8 persen. Sebaliknya, impor hanya tumbuh 1,18 persen, menunjukkan daya saing ekspor yang semakin kuat.
Secara sektoral, industri pengolahan naik 5,54 persen, didorong lonjakan subsektor logam dasar 18,62 persen dan industri kimia-farmasi 11,65 persen.
Sektor pertanian tumbuh 4,93 persen, sedangkan sektor perdagangan, akomodasi, dan komunikasi tumbuh di atas 5 persen.
Pesan Prabowo dan Laporan Menko Airlangga
Dalam kesempatan berbeda, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan telah melaporkan hasil pertumbuhan ekonomi tersebut langsung kepada Presiden RI, Prabowo Subianto.
Baca Juga: Cerita Kepanikan Uya Kuya saat Insiden Penjarahan Kini Dinyatakan Tak Bersalah
Airlangga menuturkan, pada pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan, pada Rabu 5 November 2025, Prabowo menekankan pentingnya menjaga momentum pertumbuhan hingga kuartal IV.
“Sudah dilaporkan, dan relatif harus dijaga momentum ke Q4,” ujar Airlangga kepada awak media di Jakarta, pada Rabu, 5 November 2025.
Menko Perekonomian RI itu menambahkan, meski pertumbuhan kuartal III sedikit melambat dibandingkan kuartal II yang mencapai 5,12 persen, pemerintah tetap optimistis target tahunan 5,2 persen dapat tercapai.
Menurut Airlangga, konsumsi rumah tangga memang sempat melemah ke level 4,89 persen, namun berbagai indikator ekonomi menunjukkan potensi rebound.
“Kuartal IV akan naik, inflasi dilihat saja naik di kuartal III akhir,” terangnya.