ekonomi

Ternyata Ini Penyebab Tupperware Terancam Bangkrut

Kamis, 19 September 2024 | 09:30 WIB
Produk wadah plastik kedap udara milik Tupperware (Gemalantang.com/istimewa )

Saham Tupperware ditutup pada harga $0,5099 pada hari Senin, turun jauh dari $2,55 pada bulan Desember tahun lalu. Perdagangan saham tersebut dihentikan pada hari Selasa.

Model bisnisnya yang gagal mengimbangi permintaan konsumen hingga hal ini semakin parah oleh konsumen yang beralih ke solusi yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Cerita Pilu Pekerja Asal Indonesia, Dipecat Hingga Terlilit Hutang 

"Pesta sudah berakhir untuk Tupperware. Perubahan perilaku pembeli membuat wadah ini ketinggalan zaman, karena konsumen mulai melepaskan diri dari kecanduan plastik dan mencari cara yang lebih ramah lingkungan untuk menyimpan makanan," kata Susannah Streeter, kepala uang dan pasar di Hargreaves Lansdown.

Perusahaan telah mencoba beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi dengan mengembangkan penjualan daring dan mengadakan perjanjian distribusi dengan toko berantai, tetapi belum mampu menghentikan kemerosotannya.

Tupperware mengatakan pihaknya telah menerapkan rencana strategis untuk memodernisasi operasinya dan mendorong efisiensi guna memacu pertumbuhan menyusul penunjukan tim manajemen baru tahun lalu.

Baca Juga: Cabor Polo Air Sumbang Mendali Untuk Provinsi Jambi

"Perusahaan telah membuat kemajuan yang signifikan dan bermaksud untuk melanjutkan pekerjaan transformasi penting ini." ungkapnya menurut laporan AFP.

Akar perusahaan ini berawal dari tahun 1946, saat ahli kimia Earl Tupper mendapat percikan inspirasi saat membuat cetakan di pabrik plastik tak lama setelah Depresi Besar, menurut situs web Tupperware.

Tupperware menikmati masa keemasan selama pandemi Covid-19 sebelum penjualannya merosot. Pada tahun 2022, dalam hasil tahunan terakhir yang dipublikasikan oleh grup tersebut, Tupperware melaporkan omzet sebesar $1,3 miliar, turun 42 persen dibandingkan lima tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ini Daftar Pusat Wisata, Kuliner Hingga Otomotif Di Kota Jambi

"Upayanya untuk menarik minat pembeli muda dengan berjualan di jaringan Target di AS belum sesukses yang diharapkan," kata Streeter.

"Masih ada peluang untuk menemukan pembeli bagi bisnis ini, tetapi karena plastik dianggap jauh dari kata fantastis di kalangan konsumen yang peduli lingkungan, merevitalisasi merek akan menjadi perjuangan berat." sambungnya.

 

Halaman:

Tags

Terkini

Purbaya Singgung Landasan Ekonomi Nasional

Jumat, 21 November 2025 | 16:04 WIB

‎Ekonom Sebut Mesin Ekonomi Jambi Melemah

Sabtu, 8 November 2025 | 10:35 WIB

Respons Purbaya soal Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen

Kamis, 6 November 2025 | 11:47 WIB

Purbaya Curhat Balpres Pakaian Bekas Bikin Rugi

Rabu, 22 Oktober 2025 | 16:12 WIB

Trik Jitu Menkeu Purbaya untuk Pemimpin Daerah

Senin, 20 Oktober 2025 | 13:57 WIB