Pemerintah provinsi telah menghentikan sementara pekerjaan, namun Dr. Noviardi menegaskan keputusan permanen diperlukan agar hak hidup sehat masyarakat tetap dijaga dan keuntungan korporasi tidak mengorbankan kepentingan publik.
Dr. Noviardi Ferzi juga membandingkan kasus Aur Kenali dengan proyek serupa di kota lain di Indonesia, di mana stockpile batubara yang dipaksakan di pemukiman menimbulkan banjir, kerusakan lingkungan, dan peningkatan kasus penyakit pernapasan.
Baca Juga: Kades Super Tangguh Terima Oleh-oleh, Ini Pesan Fadhil Arief
Ia kembali menekankan bahwa suara kolektif masyarakat harus didengar, dan keseimbangan kepentingan publik dan korporasi dijaga.
"Warga Aur Kenali menegaskan mereka bukan anti-pembangunan, tetapi menolak pembangunan yang mengorbankan ruang hidup. Perlawanan mereka menjadi simbol bahwa kepedulian publik dan advokasi kolektif adalah kunci mencegah kerusakan lingkungan dan ketidakadilan sosial." pungkasnya.