Ke depan, menurut Abdul Rahim, BAZNAS Kota Jambi perlu membangun model pengembangan SDM yang menyatukan tiga aspek, kompetensi digital, integritas tata kelola, dan empati sosial.
"Digitalisasi mempercepat pelayanan; integritas menjaga kepercayaan publik; sementara empati memastikan zakat benar-benar menyentuh kehidupan mustahik. Ketika tiga unsur ini menyatu, ekosistem zakat kota akan menjadi lebih responsif, adaptif, dan berdampak." imbuhnya.
Baca Juga: Mengupas APBD Jambi, Ekonom: Tekanan Fiskal Semakin Nyata
Ia juga mengatakan bahwa transformasi zakat di Kota Jambi pada akhirnya tidak ditentukan oleh teknologi yang canggih, tetapi oleh manusia yang menggerakkannya.
"Di tengah tuntutan masyarakat urban dan tantangan sosial yang kompleks, SDM amil menjadi wajah dari amanah zakat itu sendiri." sebutnya.
Yang jelas, investasi pada peningkatan kualitas amil merupakan jalan paling masuk akal untuk membawa BAZNAS Kota Jambi menjadi lembaga modern yang tetap humanis—kuat secara sistem, tetapi hangat dalam pelayanan.