"Bila proyek sebesar itu saja gagal memberikan dampak nyata, maka wajar bila publik pesimistis terhadap taman Rp4,5 miliar yang dibangun bersamaan dengan penataan Lapangan Garuda." tambahnya.
Ia menilai, bahwa alih-alih meningkatkan kualitas hidup warga, rangkaian proyek tersebut justru memperlihatkan ketidaktegasan Pemerintah Provinsi Jambi dalam menentukan prioritas anggaran, serta lemahnya orientasi pada kebutuhan publik.
Baca Juga: Serap Aspirasi, Zulva Fadhil Buka Pengaduan Masyarakat Batang Hari
"Yang dibutuhkan adalah ruang publik yang benar-benar hidup—dibangun berdasarkan dialog, transparansi, dan kebutuhan nyata masyarakat. Jika prioritas anggaran terus kabur, maka penataan ruang hanya akan melahirkan ikon, bukan manfaat." pungkasnya.