“Seperti kita ketahui bersama bahwa dari pagi hari sampai dengan sekarang hampir kita tidak pernah melihat matahari dan suasana memang cenderung ke berawan,” ujar Abdullah di lokasi kejadian, Cilacap, pada Sabtu, 15 November 2025
Abdullah menambahkan, keselamatan personel juga menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan saat proses evakuasi korban.
“Ketika ada hujan turun secara otomatis kami akan menghentikan operasi sementara,” terangnya.
Bupati Cilacap: Semoga Ada Keajaiban
Baca Juga: Raja Yordania Abdullah II Kenang Persahabatan Panjang dengan Prabowo
Secara terpisah, Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman menjelaskan pihaknya telah memetakan kebutuhan tiap sektor dan mengerahkan seluruh kemampuan yang ada.
“Kita bersama-sama melakukan asesmen terkait apa saja yang terjadi dan dibutuhkan di setiap sektor," kata Syamsul dalam keterangan resminya, pada Sabtu, 15 November 2025.
"Hari ini tim sudah melapor kepada Gubernur dan langsung bergerak melakukan pemetaan kebutuhan serta pembagian personel,” imbuhnya.
Bupati Cilacap itu juga menegaskan, seluruh alat berat dan peralatan pendukung yang tersedia telah dioptimalkan.
Baca Juga: Warga Karang Jetak Protes 'Dikepung' Bau Tak Sedap dari TPS
“Kami optimalkan seluruh kekuatan yang ada untuk percepatan pencarian. Yang penting hari ini seluruh kebutuhan di sektor A dan B bisa langsung ditangani,” ujar Syamsul.
Syamsul turut mengajak masyarakat mendoakan kelancaran proses pencarian.
“Semoga ada keajaiban, dan korban yang belum ditemukan bisa segera kita temukan dalam keadaan selamat,” ucapnya.
Retakan Tapal Kuda Wajib Diwaspadai
Di tengah proses pencarian yang masih berlangsung, peringatan bagi masyarakat lereng menjadi penting.
Dalam kesempatan berbeda, Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan UGM, Dwikorita Karnawati, mengingatkan retakan tanah berbentuk tapal kuda merupakan pertanda kuat bahwa lereng memasuki fase ketidakstabilan.