GEMA LANTANG, JAMBI -- Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh banyak warga berujung tegang dengan pihak kepolisian yang sedang bertugas melakukan pengamanan aksi tersebut.
Aksi pada hari Kamis, tersebut diketahui terjadi di pintu masuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Menurut laporan media aksi itu dilakukan oleh warga dua desa di Kecamatan Bukit Kerman, Kerinci.
Baca Juga: 3 Fakta Kontroversi Noel Ebenezer dari Janji Palsu hingga Dipolisikan
Dalam video berdurasi lebih dari 1 menit yang beredar di Group WhatsApp, yang diterima oleh Gema Lantang tampak detik-detik awal kerusuhan mulai terjadi.
Dalam video itu, massa mendesak pihak kepolisian untuk mundur, dan situasi menjadi mencekam. "Sudah dibilang mundur. Negosiasi" teriak suara dalam video yang beredar tersebut, dikutip Kamis, 21 Agustus 2025.
Baca Juga: Begini Respon Istana usai Immanuel Ebenezer Terjerat OTT KPK
Terpisah Kapolres Kerinci, AKBP Arya Tesa Brahmana saat dimintai komentar mengenai aksi yang ricuh itu, ia mengklaim bahwa kini situasi telah kondusif.
"Situasi Kamtibmas Kondusif" singkat Arya Tesa Brahmana kepada Gema Lantang melalui pesan singkat WhatsApp.
Baca Juga: China Buka Peluang Bawa Investor untuk Bangun Infrastruktur dan Perumahan di IKN
Asal tahu saja, dalam video yang memperlihatkan kericuhan tersebut, kepolisian terpaksa menembakan gas air mata untuk membubarkan kerusuhan yang terjadi.