GEMALANTANG.COM,JAMBI -- Ormas Gerakan Bersama Rakyat Kampus (GBRK) mengapresiasi Kapolres Bungo untuk memberantas aktifitas Penambang Emas Tanpa Izin (PETI).
Namun, pemberantasan PETI diharapkan tidak pandang bulu, bila perlu secara merata untuk seluruh aktifitas perusak yang digambarkannya sebagai hama lingkungan itu diberantas hingga ke pemodal.
"Kita minta APH jangan berani menangkap para pekerja lapangan, tentu, secara kasat mata alat berat tentu lah ada pemiliknya yang memiliki kemampuan financial ekonomi cukup tinggi," ungkap Rahman mahasiswa UNJA yang peduli lingkungan
Baca Juga: Prabowo: Kita Tak Boleh Lagi Punya Mental ‘Kumaha Engke’
Rahman menyebut untuk proses penanganan hukum pihak aparat kepolisian harus transfaran, terlebih lagi terkait alat berat yang diamankan, katanya dalam sebuah rilis yang diterima Gemalantang pada hari Sabtu (03/05).
Karena, jika dilihat beberapa kali pergantian Kapolres selalu ada tindakan mengamankan alat berat namun tidak jelas kedudukan secara hukum terhadap pemilik alat berat tersebut .
Baca Juga: Penghapusan Outsourcing Antara Kesejahteraan Buruh dan Kepentingan Investor
Dan berdasarkan investigasi mereka di lapangan, keberadaan alat berat perusak lingkungan untuk tambang illegal masih terdapat di beberapa daerah meski Kapolres beberapa waktu lalu mengamankan alat berat tersebut.
Beberapa daerah yang diduga masih menjalankan aktifitas PETI diantarnya Dusun Karak, Limbur Lubuk Mengkuang, Desa Sungai Ipuh.
Baca Juga: Di Era Globalisasi, Fadhil Arief: Literasi Menjadi Faktor Kunci Mencegah Pengembangan SDM
Sesuai dengan komitmen Bupati terpilih Dedi Putra untuk serius menanggani PETI, para mahasiswa sangat mendukung terlebih lagi adanya sinergitas seluruh pihak dapat bertanggungjawab untuk memberantas PETI.