Gemalantang.com -- Katua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Batanghari, Suharva Agus Molda menyesali sikap Gubernur Jambi Al Haris yang tidak konsisten.
Menurutnya, dengan dibukanya angkutan batubara kembali di jalan nasional akan membuat masyarakat Jambi sengsara lagi dengan kemacetan jalan.
Ia juga mengatakan, selama ini sudah cukup masyarakat Jambi jadi korban mobil angkutan batubara. Mulai dari korban kecelakaan hingga pada kerusakan jalan umum.
" Kita masih ingat saat Gubernur Jambi Al Haris rapat bersama para sopir angkutan batubara, yang pak Gubernur Jambi dengan menolak permintaan sopir angkutan batubara untuk lewat jalur darat. Tapi kini kenapa pemimpin kita seperti ini," pungkasnya.
Baca Juga: Dinilai Plin-Plan SoalAngkutan Batubara, PMII Batanghari Ancam Demo
Baca Juga: Dampak Angkutan Batubara ke Pilkada Gubernur, Warga: Kalau Zumi Zola Maju Saya Pilih Dia
Baca Juga: Dosen Ini Sebut, Buka Tutup Angkutan Batubara Dibawa Kendali Al Haris
Pada rapat bersama KS BARA di di Ruang VIP Rumah Dinas Gubernur Jambi, Minggu (07/01/2024), Gubernur Jambi Al Haris sudah sangat kesal dan kecewa dengan para pengusaha tambang batubara yang beroperasi di Jambi.
Ia juga mengatakan, sudah tiga tahun dia memberi waktu dan kesempatan, tidak ada satupun pengusaha yang bisa membuat jalan khusus. Minimal jalan dari perushaannya.
"Dula pak Gubernur Jambi menyurutkan, tidak akan membuat masyarakat kecewa lagi. Beliau tidak mau mencabut larangan angkutan batubara lewat jalan nasional, meskipun di desak para sopir," sebutnya.
Suharva menambahkan kebijaka soal angkutan banyak berdampak negatif. Karena terlalu banyak angkutan batubara yang membuat konflik, dari kemacaten, tonase yang berlebihan serta banyak jalan- jalan yang hancur dan berlobang akibat lalui angkutan batubara.
Baca Juga: Ini Jumlah Angkutan Batubara Yang Boleh Melintas di Kabupaten Batanghari
Baca Juga: Operasi Angkutan Batubara di Kabupaten Batanghari Masih Semrawut
Sementara Kabupaten Batanghari merupakan salah satu tempat dimana penambangan itu berada dan juga menjadi akses jalan yang dilewati angkutan batubara setelah dimuat ditambang menuju tempat pelabuhan
Ia juga menjelaskan, mahasiswa dan pemuda Batanghari tidak menyalahkan sopir batubara, tapi hanya ingin ada tujuan dan mufakat yang saling menguntungkan dan bukan sekedar aturan-aturan yang tidak menguntungkan sama sekali