Gemalantang.com - Sudah hampir satu bulan Kabupaten Batanghari masih dilanda banjir. Meskipun debit air sungai batanghari mulai menyusut, namun belum bagi signifikan.
Pantauan media ini dalam beberapa hari ini, kondisi debit air sungai batanghari mulai terlihat menyusut, walaupun sebelumnya sempat naik.
Berdasarkan catatan redaksi Gemalantang.com, banjir kali ini terbilang lama, sehingga meluas disejumlah kecamatan dalam Kabupaten Batanghari.
Akibat dampak banjir ini, selain banyak rumah warga terendam, juga kebun karet dan sawit warga ikut terdampak. Sehingga mata pencarian ikut terimbas.
Baca Juga: Banjir Tidak Kunjung Surut, Warga Desa Tebat Patah Terserang Wabah Penyakit
Baca Juga: Banjir Melanda, Sejumlah Peralatan Pedagang di Danau Sipin Tak Bisa Digunakan
Baca Juga: Beri Bantuan Kepada Warga Terdampak Banjir, Kapolda Jambi Sambangi Rumah-rumah Warga
Baca Juga: Kunjungi BPBD Batanghari, Fadhil Arief Minta Warga Tetap Waspada Terhadap Banjir
Baca Juga: Banjir Melanda, Fadhil Arief Minta Dokter Tangguh Sigap Bantu Masyarakat
Sementara berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batanghari, jumlah korban yang terdampak banjir saat ini mencapai 23.564 kepala keluarga (KK).
Sekretaris BPBD Kabupaten Batanghari, Syamral Lubis, menyampaikan bahwa dari puluhan ribu KK tersebut, tercatat sebanyak 41.063 jiwa terkena dampak banjir. Bencana alam ini menyebar di 87 desa dan kelurahan yang tersebar di 7 kecamatan.
Baca Juga: Fadhil Arief Minta Para Kades Pantau Perkembangan Banjir
Baca Juga: Setiap Daerah Punya BTT, Edi Purwanto Minta Pemerintah Daerah Pengunakan Warga Terdampak Banjir
" Ada 87 desa di Batanghari itu di 7 kecamatan, kecuali Bajubang. Sudah sebanyak 23.564 KK. Dan dari 23.564 KK ini baru dapat kita bantu semacam sembako,” ungkapnya Syamral Lubis.
Lanjutnya, Dari 87 desa yang terendam itu, 4 kecamatan paling parah terdampak banjir, diantaranya kecamatan Marosebo Ulu sebanyak 6.327 KK, Mersam 4.440 KK, Pemayung 3.599 KK dan kecamatan Bathin XXIV sebanyak 3.592 KK.