peristiwa

Orang Tuanya Gangguan Jiwa, Dua Kakak Beradik Ini Putus Sekolah Demi Untuk Makan

Kamis, 28 September 2023 | 17:08 WIB
Orang Tuanya Gangguan Jiwa, Dua Kakak Beradik Ini Putus Sekolah Demi Untuk Makan (Gema Lantang )

Gemalantang.com - Dua kakak beradik di Kabupaten Kerinci dilaporkan warga setempat putus sekolah jadi sorotan media.

Sementara Kadis Sosial Kabupaten Kerinci, Juanda Sasmita minta kepada masyarakat jika ditemukan anak putus sekolah ssecepatnya melaporkan ke Kepala Desa.

Dan juga, Kepala Desa agar proaktif melaporkan warganya, sehingga Dinas Sosial bisa mendata dan mencari solusi bersama pihak terkait.

Dimana diberitakan sebelumnya bahwa, sungguh pilu yang dialami dua orang bocah yang merupakan kakak beradik asal Desa Air Terjun, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Bagaimana tidak, disaat usianya yang baru berumur 11 Tahun seharusnya dikelilingi dunia bermain. Namun, kakak Blberadik ini harus berganti peran menjadi tulang punggung keluarga yakni merawat dan memberi makan orang tuanya yang Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Ia, itulah Haikal (11) dan adiknya Ranzi (9) sejak 5 tahun terakhir, dua bersaudara ini merawat dan menjaga ibunya yang menderita gangguan jiwa.

Bahkan, mereka terpaksa putus sekolah lantaran tak memiliki biaya setelah ibunya mengalami depresi sejak 12 tahun lalu. Sementara sang ayah telah meninggalkan 2 bocah tersebut sejak masih bayi.

Baca Juga: Mendapat Laporan Dua Kakak Beradik di Kerinci Putus Sekolah, Pemerintah Setempat Langsung Turun Kelapangan

Baca Juga: Anaknya Korban Bullying, Orang Tua Minta Pihak Sekolah Tegas

Baca Juga: Momentum HARGANAS, Al Haris Lounching Sekolah Lansia

Menurut keterangan warga, kedua kakak beradik dan juga tetangga, bahwa selama ini segala kebutuhan rumah harus ia siapkan untuk merawat sang ibu yang bernama Upiana (43) di kondisi rumah yang jauh dari kata layak.

Iapun kerap membantu tetangganya menjemur kulit kayu manis dan mengutip sisa kulit kayu manis yang telah dibuang, untuk dijual kembali demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Belas kasihan warga menjadi harapan mereka agar bisa makan, jika seharian tidak memiliki beras untuk dimasak, maka mereka harus memakan ubi yang direbus.

"Sudah biasa bang, yang penting ibu bisa makan dan kami tidak kelaparan," ujar sang kakak dengan air mata berlinang.

Bukan itu saja, bahkan lebih parah lagi kondisi keduanya terpaksa putus sekolah karena sering dihina teman satu sekolahnya. Lantaran anak dari ibu yang ODGJ dan tidak memiliki seragam sekolah serta uang jajan.

Halaman:

Tags

Terkini

Kisah Haru Penemuan Balita Asal Makassar di Jambi

Minggu, 9 November 2025 | 12:31 WIB