GEMA LANTANG, JAKARTA -- Pemberian gelar sebagai pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto kini jadi salah satu perbincangan.
Turut buka suara mengenai ide rencana tersebut, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh menyatakan persetujuannya.
Menurutnya, harus melihat sisi positif dari Soeharto selama berperan sebagai pemimpin negara di tengah berbagai kontroversi mengenai dirinya.
Soeharto Berperan dalam Pembangunan Nasional
Surya Paloh menyatakan bahwa NasDem sebagai partai politik tak masalah dengan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.
“NasDem sudah kasih statement, sepakat itu. Enggak ada masalah,” ujar Surya Paloh kepada awak media di Jakarta Pusat pada Minggu, 9 November 2025.
Baca Juga: Tantangan Program Maulana dalam Membangun 'Bahagia' dari Akar Rumput
Memimpin selama 32 tahun, kata Surya Paloh menjadi salah satu alasan untuk tak bisa mengabaikan peran Soeharto terhadap pembangunan di Indonesia.
“Masa jabatan 32 tahun yang cukup lama, sukar juga kita menghilangkan objektivitas bahwasanya sosok Presiden Soeharto telah memberikan posisi dan peran,” imbuhnya.
“Beliau sebagai Presiden membawa progress pembangunan nasional kita yang cukup berarti, seperti apa yang kita nikmatin hari ini,” paparnya.
Satu Fraksi Parpol Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Dalam kesempatan lain, Titiek Soeharto sempat menyatakan bahwa semua fraksi sudah setuju dengan usulan pemberian gelar pahlawan nasional tersebut sehingga menurutnya, tak ada lagi pembahasan untuk persoalan tersebut.
Baca Juga: Analis Komunikasi Politik: 80 Persen Publik Setuju Soeharto jadi Pahlawan Nasional
“Enggak dibahas juga, semua fraksi-fraksi sudah setuju,” ucap Titiek Soeharto kepada awak media di Karanganyar, Jawa Tengah pada Jumat, 7 November 2025.
Meski begitu, Titiek menyebut ada satu fraksi yang masih menolak usulan tersebut. Namun, ia tak secara gamblang mengungkap siapa yang dimaksud.