Senin, 22 Desember 2025

Prabowo Perlu Intens Bicara ke Media, Bukan Influencer

Photo Author
- Senin, 1 September 2025 | 01:49 WIB
Analis komunikasi politik sekaligus pendiri Lembaga Survei KedaiKopi, Dr. Hendri Satrio (Hensa) (Ist)
Analis komunikasi politik sekaligus pendiri Lembaga Survei KedaiKopi, Dr. Hendri Satrio (Hensa) (Ist)

GEMA LANTANG -- Analis komunikasi politik sekaligus pendiri Lembaga Survei KedaiKopi, Dr. Hendri Satrio atau Hensa, menilai Presiden RI Prabowo Subianto perlu lebih sering berbicara langsung melalui media massa ketimbang influencer untuk meredakan kegelisahan publik.

Menurut Hensa, media masih memegang peran penting sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Intensitas komunikasi yang kuat diyakini akan membuat pesan pemerintah lebih mudah dipahami rakyat.

Baca Juga: Presiden Prabowo Umumkan Pencabutan Tunjangan DPR

“Saya ngajuin dua lah solusinya. Jadi yang pertama, Pak Prabowo mesti berkomunikasi dengan intens kepada para jurnalis di media massa karena dengan kondisi saat ini, media massa lah yang bisa menenangkan masyarakat ya, menenangkan rakyat,” ujarnya dalam sebuah wawancara, dikutip dari AboutMalang, Minggu, 31 Agustus 2025.

Hensa menyinggung bahwa sejak era Presiden Joko Widodo hingga kini, media kerap terpinggirkan dari lingkaran kekuasaan, padahal memiliki peran strategis menjembatani pemerintah dengan rakyat.

Baca Juga: KAI Hentikan Sementara 45 KA Jarak Jauh hingga 2 September 2025

“Dan ya ini jadi pengalaman tersendiri sih. Selama ini kan memang penguasa ya dari zaman Pak Jokowi kemudian sekarang diteruskan ke Pak Prabowo, seolah-olah seperti melupakan media massa sebagai kekuatan,” tambahnya.

Ia menekankan, langkah komunikasi yang lebih terbuka dengan media menjadi kunci penting untuk meredakan ketegangan publik sekaligus menjaga legitimasi kepemimpinan nasional.

Baca Juga: NasDem Resmi Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach di DPR

Sebuah survei Indonesian Presidential Studies (IPS) UGM pada 2022 juga memperkuat pandangan tersebut. Hasilnya menunjukkan 74,4 persen publik masih lebih percaya pada media formal seperti TV, radio, dan koran, jauh lebih tinggi dibanding media sosial yang hanya meraih kepercayaan 12,7 persen.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

D’Raja Law Firm, Mitra Hukum Terpercaya di Indonesia

Selasa, 16 Desember 2025 | 19:16 WIB

Pengamat: Perpol Kapolri tak Langgar Keputusan MK

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:55 WIB

Pengamat Sebut Temuan Ombudsman RI Bukan Putusan Hukum

Sabtu, 13 Desember 2025 | 15:57 WIB

Tanfidziyah Copot Gus Ipul dari Posisi Sekjen PBNU

Sabtu, 29 November 2025 | 08:37 WIB
X