GEMALANTANG.COM, GAZA -- Blokade total Israel terhadap Gaza telah berlangsung hingga hari ke-60, saat Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag mengadakan sidang hari ketiga mengenai kewajiban kemanusiaan Israel terhadap Palestina.
Tidak ada makanan, air atau pasokan medis yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza sejak 2 Maret, perang yang melanda kawasan itu telah menewaskan lebih dari 52.000 warga Palestina di daerah itu sejak 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Semakin Memanas, Israel Serang Suriah Disaat Bentrokan Meluas
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan akan kondisi kelaparan skala penuh di seluruh Jalur Gaza dan menyerukan tindakan terpadu untuk menghentikan bencana kemanusiaan di sana.
Program Pangan Dunia PBB mengatakan semua toko rotinya telah tutup dan semua stoknya di Gaza telah habis sepenuhnya. Dapur umum yang tersisa di Gaza mengatakan mereka mungkin harus tutup dalam beberapa hari kecuali bantuan diizinkan masuk.
Akibatnya, beberapa keluarga terpaksa memakan apa pun yang bisa mereka temukan, meskipun tidak aman untuk dikonsumsi, menurut badan PBB untuk Palestina, UNRWA.
Sementara itu, juru bicara WFP mengatakan kepada Al Jazeera Arabic bahwa truk-truk bantuan tertahan di perbatasan dan menunggu untuk memasuki Gaza.
Lembaga pengawas kelaparan dunia, yang dikenal sebagai sistem Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC), telah memulai analisis mengenai kekurangan makanan dan kekurangan gizi di Jalur Gaza.
Baca Juga: Truk-truk Besar Antre Dijalur Pengisian BBM Bersubsidi, Pihak SPBU Bilang Gini
IPC telah mengeluarkan sedikitnya empat peringatan sejak tindakan genosida Israel di Gaza dimulai, yang mengatakan wilayah itu mungkin berada di ambang kelaparan.
Sementara itu, di Den Haag, Amerika Serikat pada hari Rabu dengan tegas membela tindakan Israel di Gaza, Al Jazeera melaporkan.
Baca Juga: Pasar Asia Terpuruk Akibat Perang Dagang AS dan China