GEMALANTANG.COM, DAMASKUS -- Pemerintah baru Suriah mengumumkan pada hari Rabu bahwa Ahmed al-Sharaa, yang mengambil alih tampuk pimpinan setelah Bashar al-Assad digulingkan bulan lalu, telah ditunjuk sebagai presiden sementara dan bertugas membentuk badan legislatif transisi, media pemerintah melaporkan.
Aliansi pemberontak yang dipimpin kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pimpinan Sharaa menggulingkan Assad pada tanggal 8 Desember setelah serangan kilat, mengakhiri lima dekade kekuasaan tangan besi keluarganya, dengan pemerintahan transisi yang sebelumnya dibentuk untuk memimpin negara tersebut hingga tanggal 1 Maret.
Baca Juga: Konflik Akan Berakhir, Putin : Kedaulatan Ukraina Mendekati Nol
"Sharaa ditunjuk sebagai presiden negara tersebut dalam fase transisi", kantor berita negara SANA melaporkan, mengutip pejabat militer Hassan Abdel Ghani, tanpa menyebutkan jangka waktunya, seraya menambahkan bahwa ia juga akan mewakili negara tersebut di forum internasional.
Sharaa ditugaskan untuk membentuk dewan legislatif sementara sampai konstitusi permanen untuk negara tersebut diputuskan, kata SANA, seraya menambahkan bahwa parlemen era Assad telah dibubarkan dan konstitusi tahun 2012 ditangguhkan.
Baca Juga: Mahasiswa Palestina Bangga Dengan Prabowo Karena Bisa Kuliah Gratis Di Unhan
Pengumuman tersebut disampaikan dalam konferensi tentang kemenangan revolusi Suriah yang juga dihadiri oleh Sharaa, Menteri Luar Negeri Asaad al-Shaibani dan para pemimpin faksi bersenjata.
Abdel Ghani juga mengumumkan pembubaran semua kelompok bersenjata yang terlibat dalam penggulingan Assad, serta tentara dan badan keamanan bekas pemerintah.
Baca Juga: Simak Perbedaan Aturan Sistem Zonasi yang Akan Segera Diganti dengan PPDB Domisili
"Semua faksi militer dan badan revolusioner politik dan sipil dibubarkan dan diintegrasikan ke dalam lembaga negara", SANA melaporkan pernyataan Abdel Ghani, seperti dilansir AFP.
Ia juga mengumumkan pembubaran tentara rezim yang sudah tidak berfungsi, badan-badan keamanan dan semua milisi yang didirikannya, dan pembentukan aparat keamanan baru yang menjaga keamanan warga negara dan rekonstruksi tentara Suriah".