GEMALANTANG.COM, YERUSALEM -- Serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi al-Bureij dan kota Jabalia di Gaza tengah dan utara menewaskan sedikitnya 17 warga Palestina pada Rabu (1/1/25), kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan.
Militer Israel belum memberikan komentar langsung, meskipun dalam sebuah posting di X, juru bicara berbahasa Arabnya sebelumnya telah memperingatkan penduduk al-Bureij untuk mengungsi menjelang serangan yang akan segera dilakukan terhadap militan yang menembakkan roket dari daerah tersebut.
Dikatakan pula semalam bahwa mereka telah menewaskan Abd al-Hadi Sabah, seorang militan Hamas yang membantu memimpin infiltrasi ke Kibbutz Nir Oz selama serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok Islam di Israel selatan.
Baca Juga: Layanan Kesehatan Di Gaza Hampir 'Hancur Total' Akibat Serangan Israel
Instruksi untuk membersihkan kamp al-Bureij telah menyebabkan gelombang pengungsian baru, meskipun belum jelas berapa banyak orang yang terkena dampaknya.
Israel mengatakan operasi militernya yang telah berlangsung hampir tiga bulan di Gaza utara ditujukan untuk mencegah militan Hamas berkumpul kembali.
Instruksinya kepada warga sipil untuk mengungsi dimaksudkan untuk menjauhkan mereka dari bahaya, kata militer seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Penyelidik Berjanji Akan Laksanakan Surat Perintah Penangkapan Presiden Yoon
Pejabat Palestina dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan tidak ada tempat yang aman di Gaza dan evakuasi memperburuk kondisi kemanusiaan penduduk.
Menurut pertahanan sipil Palestina, lebih dari 1.500 tenda yang menampung orang-orang terlantar di Gaza kebanjiran akibat hujan lebat selama dua hari terakhir, menyebabkan orang-orang kedinginan, dan barang-barang mereka rusak.
Ratusan tenda lainnya mengalami banjir yang tidak terlalu parah namun tetap membuat para pengungsi tidak dapat menggunakannya.
Sebagian besar wilayah di sekitar kota utara Beit Hanoun, Jabalia dan Beit Lahiya telah dibersihkan dari penduduk dan dihancurkan, memicu spekulasi bahwa Israel bermaksud untuk mempertahankan wilayah tersebut sebagai zona penyangga tertutup setelah pertempuran di Gaza berakhir.