GEMALANTANG.COM -- Setidaknya 47 orang tewas dan 206 terluka ketika Rusia menyerang sebuah lembaga militer di kota pusat Poltava dengan dua rudal pada Selasa, serangan tunggal itu disebut paling mematikan dalam perang tahun ini.
Berdasarkan dokumentasi yang diunggah di media sosial menunjukkan beberapa mayat tergeletak di tanah yang tertutup debu dan puing-puing, dengan sisi bangunan besar yang rusak parah di belakang mereka.
Baca Juga: Rentetan Rudal Rusia Guncang Ibu Kota Ukraina
Namun sayangnya, Reuters tidak dapat segera memverifikasi gambar-gambar tersebut. Sementara itu, pihak Rusia tidak segera mengomentari serangan itu.
"Sampah Rusia pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas serangan ini," kata Presiden Volodymyr Zelenskyy melalui aplikasi pesan Telegram seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Warga Israel Mogok Kerja, Pengunjuk Rasa Blokir Tel Aviv
Dia memerintahkan penyelidikan penuh dan segera, dan mengatakan serangan dengan dua rudal balistik merusak gedung Institut Komunikasi Militer.
Penggunaan rudal balistik yang menghantam target ratusan kilometer jauhnya dalam beberapa menit setelah diluncurkan, berarti para korban hampir tidak punya waktu untuk mencari perlindungan setelah sirene serangan udara berbunyi, kata kementerian luar negeri.
Baca Juga: Pemprov Jambi Tetap Larang Angkutan Batubara Melintas Dijalan Umum
"Ini adalah tragedi yang mengejutkan bagi seluruh Ukraina. Musuh menyerang sebuah lembaga pendidikan dan sebuah rumah sakit," tulis ibu negara Ukraina, Olena Zelenska, di media sosial X.
Beberapa warga Ukraina meninggalkan pesan-pesan khawatir di halaman Facebook lembaga tersebut untuk mencari informasi tentang orang-orang yang mereka cintai.
Baca Juga: Diplomat Tertinggi Uni Eropa Minta Pembatasan Serangan Ke Rusia Dicabut
"Salah satu bangunan lembaga itu hancur sebagian, dan banyak orang terjebak di bawah reruntuhan," kata Kementerian Pertahanan melalui Telegram.