GEMALANTANG.COM -- Aksi mogok kerja menghentikan aktivitas di sebagian wilayah Israel pada hari Senin, hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan tekanan kepada pemerintah agar membebaskan para sandera yang tersisa di Gaza.
Aksi ini dilakukan setelah militer menemukan jasad enam tawanan yang menurut Kementerian Kesehatan telah dibunuh oleh Hamas, menurut laporan AFP.
Baca Juga: Pemprov Jambi Tetap Larang Angkutan Batubara Melintas Dijalan Umum
Para keluarga dan demonstran menuduh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak berbuat cukup banyak untuk membawa para sandera kembali hidup-hidup, dan selama unjuk rasa besar-besaran pada hari Minggu menyerukan kesepakatan gencatan senjata untuk membantu membebaskan puluhan orang yang masih ditawan.
Militer mengatakan pada hari Minggu bahwa jasad enam sandera, telah ditemukan dari sebuah terowongan di Jalur Gaza selatan, yang memicu curahan kesedihan dan kemarahan.
Baca Juga: Angkutan Batubara Di Jambi Melintas Diam-diam
Kementerian Kesehatan Israel mengatakan pemeriksaan post-mortem menunjukkan keenam orang tersebut telah dibunuh dengan beberapa tembakan jarak dekat sesaat sebelum mereka ditemukan oleh pasukan.
Serikat pekerja Histadrut menyerukan pemogokan nasional yang dimulai pukul 6:00 pagi (0300 GMT) untuk memulangkan 97 sandera yang tersisa, termasuk 33 orang yang menurut militer telah tewas.
Baca Juga: Moskow Berhasil Mengidentifikasi Ribuan Tentara Bayaran Ukraina
Beberapa kota besar di Israel ikut serta dalam aksi mogok tersebut, dengan menutup sekolah dan layanan kota selama beberapa jam. Bandara internasional Ben Gurion di dekat Tel Aviv beroperasi seperti biasa, kata seorang juru bicara kepada AFP, tetapi lepas landas dihentikan selama dua jam.
Di Yerusalem dan beberapa kota lainnya, kehidupan tampak berjalan seperti biasa. Beberapa perusahaan swasta, seperti penyedia transportasi umum, telah menghentikan sebagian operasinya untuk mendukung aksi mogok tersebut.
Baca Juga: Ratusan Ojol Di Jambi Kompak Matikan Aplikasi
Mogok kerja ini menyusul protes massal pada hari Minggu yang diikuti puluhan ribu orang di jalan-jalan Tel Aviv dan tempat-tempat lain, sebagai bagian dari serangkaian unjuk rasa antipemerintah selama perang. Pada hari Senin, para pengunjuk rasa kembali memblokir jalan-jalan di Tel Aviv.