GEMALANTANG.COM -- Lebih dari 60 media dan organisasi masyarakat sipil telah menandatangani surat yang mendesak Israel untuk memberikan jurnalis akses independen ke Jalur Gaza yang terkepung.
“Kami…meminta agar otoritas Israel segera mengakhiri pembatasan terhadap media asing yang memasuki Gaza dan memberikan akses independen kepada organisasi berita internasional yang ingin mengakses wilayah tersebut,” kata surat itu.
Baca Juga: Warga Kanada Marah, KFC Menyajikan Ayam Halal
Menurut laporan Middle East Eye, perusahaan dan organisasi tersebut mengatakan bahwa kontrol ketat Israel terhadap siapa saja yang memasuki Gaza telah membatasi pelaporan hanya kepada mereka yang melakukan perjalanan langka dan dikawal yang diatur oleh militer Israel.
“Larangan efektif terhadap pelaporan asing ini telah memberikan beban yang mustahil dan tidak masuk akal bagi wartawan lokal untuk mendokumentasikan perang yang mereka alami.” tambahnya.
Baca Juga: Tahukah Kalian, Erdogan dan Putin Sering Berdiskusi Padahal Berbeda Pendapat
Sederet perusahaan media terkemuka di dunia seperti Middle East Eye, ABC, Bloomberg, NBC, NPR, CBS, The Financial Times, The New York Times, dan The Washington Post juga menandatangani surat tersebut.
Petisi ini muncul empat hari setelah Israel mengizinkan sejumlah jurnalis untuk masuk dan membuat laporan di Rafah. Analis media dan kelompok hak asasi manusia mengecam liputan sepihak tentang perang di Gaza.
Baca Juga: Amerika Serikat 'Isi Amunisi' Ukraina Untuk Hadapi Serangan Rusia
"Kami meminta Israel untuk menjunjung tinggi komitmennya terhadap kebebasan pers dengan memberikan akses langsung dan independen ke Gaza kepada media asing, dan agar Israel mematuhi kewajiban internasionalnya untuk melindungi jurnalis sebagai warga sipil," tulis para penanda tangan.
Asal tahu saja, kantor media pemerintah Gaza mengumumkan bahwa lima wartawan Palestina tewas dalam satu hari saja, sehingga jumlah total korban tewas menjadi 158 sejak 7 Oktober ketika perang pecah.
Baca Juga: Gawat!!! Pernyataan NATO Buat Tiongkok Ngamuk
Tidak hanya itu Middle East Eye juga mengungkapkan sebuah memo New York Times yang bocor, yang menginstruksikan wartawan untuk menghindari penggunaan kata-kata seperti 'pembantaian' ketika menggambarkan kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.