“Korupsi membuat rakyat turun ke jalan, menyalurkan kemarahan mereka, agar pemerintah benar-benar menjalankan tugasnya,” tegas salah seorang demonstran di Filipina, Teddy Casino.
Tokoh muda di Filipina, Sarah Elago juga ikut bersuara. Ia menyoroti praktik korupsi dan dinasti politik yang masih bercokol di negaranya.
“Lima puluh tiga tahun berlalu, namun pencuri dan koruptor tetap berkuasa. Apakah Anda akan membiarkan ini?” seru Sarah disambut pekikan “Tidak!” dari ribuan massa.
Baca Juga: Kasus Pembobolan RDN, Tanggung Jawab Siapa?
Gerakan Gen Z di Nepal hingga Peru menunjukkan media sosial bukan sekadar ruang hiburan, melainkan juga sebagai alat mobilitas para generasi muda untuk berkumpul dan menyuarakan pendapatnya.
Di sisi lain, setiap seruan yang berujung ke jalanan selalu menghadirkan risiko nyata, yakni insiden bentrokan hingga korban jiwa.
Oleh sebab itu, perlu kebijaksanaan bagi para generasi muda lintas dunia agar dapat mengantisipasi adanya insiden buruk akibat pola aksi demonstrasi yang bermuara melalui media sosial.
Artikel Terkait
Demo Ricuh di Nepal jadi Cerminan Luka Lama Monarki yang Belum Sembuh
Pemerintah Spanyol Ancam Boikot Piala Dunia 2026 Gegara Timnas Israel
Presiden FIFA Ucapkan Selamat untuk Erick Thohir yang Dilantik Jadi Menpora
Warga Jepang Terpesona Paviliun Indonesia Memukau di Osaka
Diana Bahagia Dapat Tanda Tangan Prabowo di New York
Sentuhan Athan RI Perkuat Nasionalisme Diaspora Indonesia di Qatar
Menilik Rencana Pidato Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB
Netanyahu Panik, 4 Negara Barat Resmi Akui Kedaulatan Palestina
Mengurai Alasan Inggris Akui Palestina di Tengah Penolakan Israel
Bendera Palestina Berkibar di London, Prancis Tak Mau Ketinggalan