GEMALANTANG.COM, GAZA -- Hamas mengatakan Israel menolak perjanjian gencatan senjata yang akan membebaskan semua tawanan yang ditahan di Gaza, dan berjanji bahwa kelompok itu siap untuk perang yang panjang jika tidak ada kesepakatan.
Abu Obeida, juru bicara lama Brigade Qassam, mengatakan dalam rekaman video berdurasi hampir 20 menit yang dirilis pada hari Jumat bahwa kelompok tersebut dalam beberapa bulan terakhir telah menawarkan kesepakatan komprehensif yang akan membebaskan semua tawanan sekaligus.
Baca Juga: Suriah dan Israel Resmi Sepakati Gencatan Senjata Ditengah Konflik Berdarah
Akan tetapi ditolak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menteri-menteri sayap kanannya.
"Jelas bagi kami bahwa pemerintahan Netanyahu yang kriminal tidak memiliki kepentingan nyata terhadap para tawanan karena mereka adalah tentara," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa Hamas mendukung kesepakatan yang menjamin berakhirnya perang, penarikan pasukan Israel, dan masuknya bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina yang terkepung.
Baca Juga: Israel Minta Bantuan AS untuk Pindahkan Warga Palestina ke Indonesia, Libya, Ethiopia
Jika Israel menarik diri dari putaran perundingan tidak langsung yang diadakan di Qatar, kata Abu Obeida, maka Hamas tidak menjamin pengembalian ke kesepakatan parsial apa pun, termasuk kesepakatan 60 hari yang saat ini sedang dibahas yang akan membebaskan 10 tawanan.
Presiden AS Donald Trump mengklaim 10 tawanan lainnya akan segera dibebaskan dari Gaza, pernyataan terlontar pada acara makan malam dengan anggota parlemen di Gedung Putih pada hari Jumat.
Baca Juga: Ketua Umum KONI Jambi Diprotes, Mat Sanusi: Salah Saya Apa?
"Kami berhasil memulangkan sebagian besar sandera. 10 sandera lagi akan segera tiba, dan kami berharap ini bisa segera selesai," kata Trump, tanpa memberikan detail lebih lanjut.
Pemimpin AS telah mengklaim selama berminggu-minggu bahwa gencatan senjata dan kesepakatan penahanan akan segera terjadi, tetapi tidak ada yang terwujud, menurut laporan Al Jazeera.
Baca Juga: Warga AS Protes Tarif 19 Persen Menguntungkan Indonesia
Artikel Terkait
Pengusiran Wartawan dari Gedung Pemda, PWI: Bukan Soal Aset, Tapi Soal Hak
Fadhil Arief Buka Suara Usai Viral Disebut 'Ngambek' Hingga Tahan SK PPPK
PWI Jabar Minta Pemkab Indramayu Kaji Ulang Pengosongan Gedung Graha Pers
Analisis Kriminolog Forensik: Ada Tanda-Tanda Tak Wajar di Balik Kematian Arya Daru
Ketua Umum KONI Jambi Diprotes, Mat Sanusi: Salah Saya Apa?
Warga AS Protes Tarif 19 Persen Menguntungkan Indonesia
Viral!! Dituntut Rp25 Juta Gegara Dituduh Menampar Murid, Netizen: Open Donasi
LPKNI Himbau Warga RI Untuk Waspada Berbelanja di Live Media Sosial
Israel Minta Bantuan AS untuk Pindahkan Warga Palestina ke Indonesia, Libya, Ethiopia
Suriah dan Israel Resmi Sepakati Gencatan Senjata Ditengah Konflik Berdarah