GEMALANTANG.COM -- Situasi Bangladesh sepertinya begitu mencekam setelah otoritas setempat menutup sekolah dan universitas di seluruh negeri dan memutus jaringan internet untuk meredam aksi unjuk rasa terbesar dalam sejarah negara itu.
Informasi terbaru menyebutkan, sejumlah saluran berita televisi di Bangladesh tidak mengudara dan telekomunikasi terganggu secara luas pada hari ini, Jum'at (19/07/2024).
Baca Juga: Tragis, Jumlah Korban Tewas Meningkat Dalam Demo Berdarah Di Bangladesh
Kantor berita Prancis AFP melaporkan bahwa jumlah korban tewas dalam kekerasan hari Kamis, (18/07/2024) kemarin telah meningkat menjadi 32 orang di tengah protes mahasiswa yang disertai kekerasan terhadap kuota untuk pekerjaan pemerintah.
Sementara itu, menurut surat kabar Economic Times India melaporkan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina dipaksa untuk mengerahkan tentara pada Kamis (18/07) malam untuk membantu menjaga ketertiban.
Baca Juga: Ribuan Mahasiswa Bentrok Dengan Polisi, Empat Orang Tewas, Ratusan Lainnya Terluka
Akan tetapi, sangat disayangkan informasi tersebut belum dapat di verifikasi secara independen oleh Reuters. Pasalnya, pihak berwenang telah memutus beberapa layanan telepon seluler pada hari Kamis (18/07) kemarin, tetapi gangguan tersebut menyebar ke seluruh negeri pada hari Jumat (19/07) pagi waktu setempat.
Saksi mata Reuters menjelaskan bahwa panggilan telepon dari luar negeri sebagian besar tidak tersambung dan panggilan melalui internet tidak dapat terhubung.
Baca Juga: Bahaya!!! Knesset Israel Tolak Pembentukan Negara Palestina
Bahkan, situs web sejumlah surat kabar berbasis di Bangladesh tidak memperbarui beritanya pada Jum'at (19/07) pagi tadi. Serta akun media sosial mereka juga tidak aktif. Bahkan SMS atau pesan teks dari ponsel ke ponsel tidak dapat diterima.
Saluran televisi berita dan lembaga penyiaran negara BTV juga tidak mengudara sementara saluran hiburan tetap menyiarkan secara normal.
Baca Juga: Pria Ini Nyaris Tewas Digigit Hiu Saat Mancing Dilepas Pantai
Beberapa saluran berita hanya menayangkan pesan yang mengatakan bahwa mereka tidak dapat menyiarkan karena alasan teknis dan bahwa program akan segera kembali, kata saksi media internasional yang berbasis di London itu.
Artikel Terkait
Demo Berdarah, Bangladesh Tutup Sekolah Dan Universitas Tanpa Batas Waktu
Penemuan Mayat Di Hotel Mewah, PM Thailand Sebut FBI Menuju Bangkok
Israel Dituduh Serang Warga Sipil Lebanon, Hizbullah Akan Ubah Target Serangan
Gedung Putih Ungkap Joe Biden Akan Mengisolasi Diri Di Delaware
Atlet Prancis Dilarang Pakai Jilbab Saat Olimpiade Paris 2024
Militer AS Bongkar Dermaga Bantuan Kemanusiaan Di Gaza, Israel Bangun Rute Baru
Ribuan Mahasiswa Bentrok Dengan Polisi, Empat Orang Tewas, Ratusan Lainnya Terluka
Bahaya!!! Knesset Israel Tolak Pembentukan Negara Palestina
Tragis, Jumlah Korban Tewas Meningkat Dalam Demo Berdarah Di Bangladesh
Ternyata Ini Alasan Warga Palestina Mengungsi Ke Sekolah Milik PBB