“Dua-duanya ke-scan Ko, tapi bedanya kelihatan di hasil fisik dan uji mesin. Tulisan yang palsu enggak rapi, capnya asal-asalan, dan logonya timbul enggak presisi,” ujar Andrew menjelaskan.
Temuan ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar tidak hanya mengandalkan hasil pemindaian digital, tetapi juga tetap melakukan verifikasi fisik sebelum membeli atau menerima emas berlogo UBS.
Kasus peredaran emas UBS palsu ternyata tidak hanya muncul di satu lokasi. Dalam dua tahun terakhir, sejumlah wilayah seperti Surabaya, Medan, dan Makassar juga melaporkan temuan perhiasan dan logam mulia yang menggunakan logo UBS secara ilegal.
Baca Juga: Tangis Ibu Nadiem Makarim: Anak yang Dikenal Jujur Kini Jadi Tersangka Korupsi
Para pelaku diketahui meniru desain kemasan, sertifikat, hingga cap kadar 9999 agar tampak seperti produk resmi. Namun setelah diuji laboratorium, sebagian besar logam itu terbukti bukan emas murni, melainkan campuran tembaga dan kuningan.
Hingga artikel ini diterbitkan, pihak UBS belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait beredarnya produk palsu tersebut.
Namun sebelumnya, UBS telah beberapa kali mengingatkan masyarakat agar membeli logam mulia hanya di mitra resmi dan toko berizin, serta selalu memeriksa keaslian melalui aplikasi resmi UBS Gold.
Artikel Terkait
4 Rahasia Bangun Bisnis Lebih Tahan Gempuran Ekonomi
JP Morgan Prediksi Pasar Saham RI Bangkit di Semester II
Pakar Keuangan: Generasi Milenial Lebih Sadar Tabungan Darurat
IHSG Anjlok Ditengah Isu Reshuffle 5 Menteri oleh Presiden Prabowo
Menkeu Purbaya Sentil Pihak yang Ragukan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Oversupply Listrik: Lampu Nyala, Duit PLN yang Padam
PLN dan Bayang-bayang Korupsi: Transparansi yang Belum Menyala
Cukai Rokok 2026 Tak Naik, Begini Strategi Purbaya soal Rokok Ilegal
Dilema Rokok di Antara Ekonomi dan Kesehatan
Fenomena Rokok Ilegal dan Wacana Pemutihan Produsen