daerah

Update Bencana Erupsi Semeru: Embuskan Asap Putih Setinggi 1 Km

Sabtu, 22 November 2025 | 13:35 WIB
Menyoroti situasi berbahaya pada kawasan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur usai alami erupsi pada Rabu, 19 November 2025. (Dok. ESDM)

Aktivitas kegempaan menunjukkan peningkatan signifikan. Tercatat 157 gempa letusan dengan amplitudo 10 hingga 22 mm dan durasi 58 hingga 185 detik. 

Selain itu, terdata pula 17 gempa guguran, 19 gempa hembusan, 1 gempa vulkanik dalam, 6 gempa tektonik jauh, serta 1 gempa getaran banjir berdurasi 6.499 detik.

Zona Berbahaya Diperluas hingga 20 Km

Badan Geologi menekankan, aktivitas masyarakat dilarang keras di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dalam radius 20 kilometer dari puncak. 

Baca Juga: Menilik Langkah Menkeu Purbaya, Ekonom: Sudah Tepat

Di luar area tersebut, masyarakat juga diminta menjauhi sempadan sungai minimal 500 meter karena potensi aliran lahar dan awan panas bisa terjadi kapan saja.

Selain sektor tenggara, larangan aktivitas juga diterapkan dalam radius 8 kilometer dari kawah untuk menghindari lontaran batu pijar yang dapat meluncur tiba-tiba.

Letusan 2.000 Meter dan Awan Panas 7 Km

Secara terpisah, Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menerangkan erupsi di Semeru ini bukan sebuah kejadian tunggal yang wajib diwaspadai warga.

“Erupsi berupa awan panas yang terjadi merupakan rangkaian beruntun, bukan kejadian tunggal,” kata Wafid kepada awak media di Bandung, pada Rabu, 19 November 2025.

Peningkatan kewaspadaan ini tidak terlepas dari letusan besar pada Rabu, 19 November 2025. 

Baca Juga: Purbaya Singgung Landasan Ekonomi Nasional

Saat itu, kolom letusan mencapai 2.000 meter di atas puncak dan memicu awan panas sejauh 7 kilometer ke arah utara dan barat laut.

Rekaman seismograf menunjukkan, amplitudo maksimum 40 mm dengan durasi 16 menit 40 detik. Kondisi ini menjadi salah satu dasar Badan Geologi menaikkan status Semeru ke Level IV Awas.

Tekanan Bawah Permukaan Meningkat

Menurut Wafid, gempa-gempa yang terekam menunjukkan masih adanya suplai material dari bawah permukaan gunung. 

“Nilai variasi kecepatan relatif menunjukkan pola penurunan sejak pertengahan Oktober, yang mengindikasikan adanya peningkatan tekanan di dekat permukaan tubuh gunung api,” jelasnya.

 

Halaman:

Tags

Terkini

Bina Marga Kebut 461 Proyek Ruas Jalan di Kota Jambi

Rabu, 10 Desember 2025 | 16:40 WIB