daerah

Pernyataan Atalia yang Dinilai Sensitif usai Aksi Protes Santri

Rabu, 15 Oktober 2025 | 12:49 WIB
Menyoroti aksi santri geruduk kediaman anggota DPR, Atalia Praratya terkait polemik usulan anggaran pembangunan ulang Ponpes Al Khoziny. (Instagram.com/@ataliapr)

GEMA LANTANG, BANDUNG -- Massa dari Forum Santri Nusantara Bandung Raya menggelar aksi di depan rumah Anggota Komisi VIII DPR, Atalia Praratya di kawasan Ciumbuleuit, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Selasa, 14 Oktober 2025. 

Diketahui, mereka menuntut Atalia dipecat dari jabatannya setelah menilai pernyataannya soal penggunaan APBN untuk membangun kembali Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, bersifat tidak sensitif dan menyinggung komunitas santri.

Aksi itu berlangsung dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Spanduk dan poster bertuliskan kecaman terhadap pernyataan Atalia tampak dibentangkan para santri. 

Seorang orator di tengah orasi itu menyuarakan, pernyataan politikus Partai Golkar itu mencederai empati publik terhadap para korban musibah di pesantren.

Baca Juga: Menlu Sugiono Bongkar soal Bisik-bisik Prabowo ke Trump

“Kami menyampaikan duka mendalam atas musibah di Pondok Pesantren Al Khoziny yang menelan korban jiwa para santri," tutur orator di depan rumah keluarga Ridwan Kamil.

"Namun kami juga menyesalkan pernyataan Ibu Atalia yang menyoroti rencana penggunaan APBN untuk membangun kembali pesantren tersebut,” imbuhnya.

Massa menegaskan, negara berkewajiban membiayai pendidikan agama sebagai bagian dari amanat konstitusi. 

Perihal itu, mereka menuding Atalia gagal memahami peran negara terhadap lembaga keagamaan dan menciptakan stigma terhadap pesantren. 

Baca Juga: Maulana Berlakukan Jam Malam Anak, Pengamat: Arah Moral

“Penggunaan APBN bukanlah hadiah, tetapi tanggung jawab negara terhadap warga yang menjadi korban bencana,” tegas sang orator aksi.

Lantas, apa saja fakta-fakta di balik aksi santri di kediaman Atalia? Berikut ulasannya.

Solidaritas Santri untuk Al Khoziny

Koordinator aksi, Riki Ramdan Fadila menjelaskan gerakan ini muncul dari rasa solidaritas dan keresahan para santri terhadap pandangan yang dinilai merugikan dunia pesantren. 

 

Halaman:

Tags

Terkini

Bina Marga Kebut 461 Proyek Ruas Jalan di Kota Jambi

Rabu, 10 Desember 2025 | 16:40 WIB