GEMALANTANG.COM, KIEV -- Ledakan keras terdengar di ibu kota Ukraina sekitar pukul 1:00 pagi (22:00 GMT) setelah sirene serangan udara berbunyi di seluruh Kyiv, AFP melaporkan.
Rusia menembakkan sedikitnya 70 rudal dan 145 pesawat tak berawak ke Ukraina antara Rabu malam dan Kamis dini hari, target utamanya adalah Kyiv, kata angkatan udara Ukraina.
Donald Trump meminta Vladimir Putin untuk menghentikan serangan terhadap Ukraina, dalam teguran langka terhadap pemimpin Rusia tersebut setelah Moskow menembakkan serangkaian rudal dan pesawat tak berawak ke Kyiv.
Baca Juga: Resmikan Gedung Ruang Guru, Al Haris: Pentingnya Peningkatan Kualitas Guru
Serangan itu dilaporkan menewaskan sedikitnya 10 orang, yang digambarkan sebagai serangan paling mematikan di ibu kota tersebut dalam beberapa bulan.
Seruan langsung kepada Putin disampaikan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak sekutunya untuk memberikan tekanan lebih besar kepada Rusia agar menghentikan invasinya.
Pemimpin Ukraina itu dikabarkan memperpendek lawatannya ke Afrika Selatan untuk menangani dampak serangan mematikan tersebut.
Baca Juga: Inisiasi Gerakan Indonesia Menanam, Ustad Adi Hidayat : Presiden Tidak Bisa Sendirian
"Saya tidak senang dengan serangan Rusia terhadap KYIV," kata Trump di media sosial.
"Tidak perlu, dan waktunya sangat buruk. Vladimir, BERHENTI!. Mari kita selesaikan Perjanjian Damai!" katanya seperti dilansir AFP.
Utusan Trump, Steve Witkoff, akan tiba di Rusia minggu ini, di mana ia diperkirakan akan mengadakan pembicaraan dengan Putin mengenai kemungkinan kesepakatan, yang keempat sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari.
Baca Juga: Beredar Kabar Ketua DPW PSI Provinsi Jambi Tigor Sinaga Dikudeta
Ukraina telah digempur dengan serangan udara selama invasi tiga tahun Rusia, tetapi serangan mematikan di Kyiv, yang dilindungi lebih baik oleh pertahanan udara daripada kota-kota lain, jarang terjadi.