Gemalantang.com - Sebagaimana diketahui, selain kebun sawit, kebun karet juga menjadi mata pencaharian masyarakat Jambi.
Namun harga karet petani saat sangat memprihatinkan, dan hal ini sudah berlangsung sejak Bertahun-tahun.
Seperti dikeluhkan, petani karet di desa Nagasari Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi hanya berkisar 8.000 per kg
Rendahnya harga karet dikeluarkan oleh para petani, terlebih saat ini harga bahan kebutuhan pokok yang melonjak naik.
Turunnya harga karet, yang tak kunjung naik tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok petani.
Harga ini tak kunjung naik, bertahan selama bertahun-tahun bahkan kabar yang diterima petani harga karet terancam kembali turun atau pecah dari harga Rp 8.000 per kg.
Menurut petani karet, Suryono, kini harga tak lagi seimbang dengan harga kebutuhan pangan dan biaya anak sekolah.
Belum lagi hasil dari penyedap karet petani harus berbagi dengan pemilik kebun kan pakai hasilnya dibagi dua pertanyaan 50% dan pemilik kebun 50% getah karet.
Petani mengaku selalu ada potongan timbangan atau basi dari berat karet 100 kg potongan basi biasanya mencapai 20% atau sekitar 20 kg
" Kita tetap menyadap karet demi memenuhi kebutuhan hidup meski sejati tak mencukupi untuk menutupi kekurangan kami,' ungkapnya.
Dengan harga karet yang murah, petani mencari tambahan dengan bekerja serabutan selepas dari menyadap karet.
" Kalau tidak cari pekerjaan samping tak mencukupi kebutuhan hidup kami mas," bebernya.