Dari Makian hingga Kekerasan Fisik
Diketahui, korban yang bekerja sebagai staf akuntansi di kantor SPPG itu menceritakan awal mula saat kejadian.
Saat itu, RD mengaku mendapat makian dari atasannya hanya karena meminta dokumen kerja.
“Saya dimarahin dia itu hari Senin itu. Saya tanya dokumen itu dimaki-maki sama dia. Padahal saya tidak salah,” tutur korban kepada awak media di Bekasi, pada Kamis, 23 Oktober 2025.
Tak berhenti di situ, korban mengaku sempat menerima tindakan kasar yang membuatnya terluka.
“Awalnya cekcok, lalu dia coba minta maaf dengan cara menggenggam keras pergelangan tangan saya. Terus dia juga pernah menghalangi jalan saya menggunakan tangannya, tangannya mengenai bibir saya sampai terasa sakit,” paparnya.
Baca Juga: Hadapi Efisiensi Anggaran, Fadhil Arief Minta Kepala OPD Berinovasi
Pelecehan Berkedok Permintaan Maaf
Korban juga mengungkap, pelaku kerap menggunakan momen permintaan maaf sebagai dalih untuk melakukan pelecehan.
RD menggambarkan bagaimana atasannya berperilaku seperti anak kecil yang memanfaatkan kedekatan fisik secara tidak pantas.
“Habis marah-marah, dia minta maaf sama saya dengan cara dia kayak anak kecil. Dipegang-pegang saya, dia pojokin saya dan saya cuma bisa melindungi badan saya,” tuturnya.
Tindakan tersebut, menurut korban, bukan kali pertama terjadi. Ia bahkan sempat menerima telepon dari pelaku yang menyuruhnya tidak memakai kerudung saat bekerja.
“Pelaku telepon saya hari Minggu atau Sabtu, lupa. Tapi dia bilang ‘Senin gak usah pake kerudung dong’. Saya matiin langsung teleponnya,” ungkapnya.
Baca Juga: Soal APBD Mengendap: DKI Jakarta Justru Yakin 1000 Persen
Harapan Korban untuk Keadilan
Korban berharap kasus ini dapat segera ditindaklanjuti agar tidak ada lagi korban lain di lingkungan kerja pelayanan publik.
“Kalau ke polisi baru kemarin tanggal 20 dan itu sudah buat laporannya. Saya dan keluarga tidak terima atas perlakuannya dia,” ujar korban.