Untuk memastikan keamanan, BNPB melibatkan tim ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) guna meneliti struktur bangunan.
“Beton ada yang menempel di sebelah kiri dan terhubung dengan bangunan lain di sebelahnya. Tim dari ITS akan melakukan investigasi dan memberikan petunjuk agar pembersihan tidak mengganggu bangunan lain,” jelas Budi.
Sementara itu, bau pembusukan jenazah mulai menjadi perhatian serius. Meski jenazah korban bencana tidak menularkan penyakit secara langsung, cairan pembusukan bisa mencemari sumber air bersih.
Baca Juga: Baret Biru Indonesia Siap Ditugaskan ke Gaza
“Risiko kesehatan dapat timbul apabila cairan pembusukan mencemari sumber air bersih, terutama di daerah padat penduduk,” kata Budi.
Untuk mencegah hal itu, BNPB dan Dinas Kesehatan menambah penyemprotan disinfektan serta menyalurkan alat pelindung diri bagi petugas di lapangan.
“Nanti semua keperluan, APD, kacamata google dan apapun BNPB akan dukung,” imbuh Budi.
Di tengah kehancuran bangunan tiga lantai itu, ada satu hal yang menarik perhatian banyak orang, yaitu mimbar musala tempat imam memimpin salat masih berdiri tegak di tengah reruntuhan.
Terlihat dalam akun Instagram @infojember pada Minggu, 5 Oktober 2025, memperlihatkan mimbar itu utuh meski di sekitarnya rata dengan tanah.
“Pantauan dari atas reruntuhan, tampak mimbar Musala Al Khoziny tidak runtuh,” tulis keterangan unggahan itu.
Baca Juga: Istana Sebut Perpres MBG Dalam Proses Penyempurnaan
Warga sekitar meyakini, posisi dekat mimbar itulah yang menyelamatkan sejumlah santri.
“Menurut informasi, banyak korban selamat yang berada di shaf depan,” lanjutnya.
Hingga kini, Tim SAR Gabungan terus bekerja tanpa henti selama 24 jam dengan sistem bergantian.