Gemalantang.com - Maraknya aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) ilegal di sepanjang sungai batanghari merusak lingkungan.
Selama ini masyarakat sudah geram dengan ulah aktivitas penambangan emas ilegal yang kerap meresahkan masyarakat.
Akibat tambang emas dipinggir sungai batanghari, banyak kebun-kebun warga terjun ke sungai batanghari, karena tanah tersebut jadi longsor. Dan masyarakat pun melakukan tindakan sendiri dengan membakar PETI tersebut.
Masyarakat minta aparat penegak hukum diminta segera mengambil tindakan menertibkan para penambang emas ilegal di Kabupaten Batanghari
Seperti terjadi di dusun Pematang Lalang, Desa Pasar Terusan, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Jambi telah membuat masyarakat sekitar resah.
Baca Juga: Langsung Turun ke Lokasi PETI Ilegal, Ditreskrimsus Aman Pelaku dan Barang Bukti
Baca Juga: Polres Bungo Tangkap Operator Alat Berat PETI
Pasalnya, aktivitas ilegal tersebut telah merusak areal perkebunan dan pemakaman umum di dusun tersebut.
Hal inipun membuat warga kesal dan bersama pemerintah desa yang didampingi Babinsa dan Bhabinkamtibmas, merusak dan membakar rakit dan mesin dompeng (alat PETI) yang beraktivitas di wilayah tersebut, Senin, 15 April 2024.
Sekretaris Desa (Sekdes) Pasar Terusan, As'at, dirinya mengatakan, sebelumnya warga telah berulang kali mengingatkan dan melarang para pekerja tambang ilegal tersebut, untuk tidak beraktivitas penambangan di wilayah itu.
Namun peringatan warga tidak digubris oleh para pekerja PETI. Bahkan, kata dia, mereka (pekerjaan PETI) membawa peralatan tambang lebih banyak lagi.
"Warga marah dan emosi, tidak dapat dibendung dan terjadilah pembakaran seperti ini," kata Sekdes Pasar Terusan.
Menurut Sekdes ini, aktivitas penambangan ilegal tersebut sudah sangat meresahkan. Pasalnya, selain merusak areal perkebunan, juga merusak pemakaman umum.
Bahkan, kata dia, beberapa kuburan (makam) yang terkena aktivitas tambang dan akhirnya longsor ke sungai.
"Jadi kami disini sudah sangat resah karena aktivitas PETI ini sudah merusak lingkungan," kata dia.