GEMA LANTANG -- Pasar mobil listrik Indonesia kini semakin padat dengan kehadiran berbagai merek baru. Namun, di balik geliat tersebut, isu kebangkrutan tengah mengintai masa depan salah satu pemainnya, yakni Neta.
Pabrik mobil listrik asal China ini berada di bawah bayang-bayang isu ambruknya finansial yang menimpa induknya di China.
Baca Juga: Puspom TNI Tetapkan 4 Prajurit Tersangka Kasus Kematian Prada Lucky
Kini, PT Neta Auto Indonesia mencoba mengambil langkah antisipatif. Pihaknya menyebut telah menjalin kemitraan dengan perusahaan logistik global Maersk untuk memastikan ketersediaan suku cadang di gudang lokal.
Strategi ini disebut sebagai upaya menenangkan pasar di tengah sorotan negatif terhadap kesehatan finansial induk perusahaannya.
Baca Juga: Analisis 122 Juta Rekening Dormant Rampung, 90 Persen Sudah Aktif
After Sales Director PT Neta Auto Indonesia, Raditio Hutomo mengklaim telah membangun sistem manajemen suku cadangnya.
Stok yang disiapkan meliputi komponen cepat laku hingga komponen jarang dibutuhkan, seperti baterai, bemper, panel bodi, lampu, motor penggerak, hingga modul kelistrikan.
"Kerja sama strategis antara Neta dan Maersk merupakan wujud nyata komitmen kami dalam memberikan jaminan ketersediaan suku cadang dan pengiriman tepat waktu yang menyesuaikan kebutuhan pelanggan di Indonesia,” tutur Raditio dalam keterangan resmi Neta yang dikutip pada Minggu, 10 Agustus 2025.
Baca Juga: Analisis 122 Juta Rekening Dormant Rampung, 90 Persen Sudah Aktif
Di industri otomotif, rantai pasok suku cadang dinilai sebagai ujung tombak kepuasan konsumen. Tanpa dukungan yang solid, reputasi merek bisa runtuh secepat datangnya tren baru.
Perihal itu, Neta juga mencoba memberi optimisme atas janjinya yang bila tak terbukti akan berpotensi pada hilangnya kepercayaan pasar.
Baca Juga: Mensos Buka Suara soal 143 Guru Mundur dari Sekolah Rakyat