Data survei Kaspersky pun turut menunjukkan sebanyak 45 persen responden menggunakan AI untuk mencari tahu perihal visa dan imigrasi di mana dua hal tersebut sangat riskan untuk terjadi kesalahan pengurusan.
“Semua responden ingin menghemat waktu mereka dan memilih untuk mengikuti saran yang diberikan oleh AI. AI menjadi alat yang semakin diminati untuk memecahkan beragam tugas, termasuk travel planning, tapi kita harus ingat untuk tetap mengambil keputusan kita sendiri,” ujar Group Manager Kaspersky AI Technology Research Center, Vladislav Tushkanov, dikutip dari Arqam pada Kamis, 4 September 2025.
Baca Juga: Lukisan Bunga Raib Dijarah, Sri Mulyani: Saya Lukis 17 Tahun Lalu
Survei Kaspersky tersebut dilakukan kepada 3.000 responden dari 15 negara yakni Argentina, Chile, China, Jerman, India, Indonesia, Italia, Malaysia, Meksiko, Arab Saudi, Afrika Selatan, Spanyol, Turki, Inggris, dan UAE.
Artikel Terkait
Nasabah Ngeluh Kesulitan Transaksi Gegara Aplikasi Byond Milik Bank BSI Error
Program 3 Juta Rumah Memenuhi Amanat Konstitusi dan Tantangan Nyata Dilapangan
Diduga Tak Ada Transparansi Keuangan Jadi Pemicu 'Keretakan' PPTB
Fadhil Arief Terima Audiensi Tim Penilaian Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup
Dugaan Keretakan PPTB Jambi Menjadi Bara Dalam Sekam
Yusril: Prabowo Sudah Sering Minta DPR Bahas RUU Perampasan Aset
Usai Rumahnya Dijarah, Sri Mulyani Janji akan Jaga Kepercayaan Publik
JP Morgan Prediksi Pasar Saham RI Bangkit di Semester II
Pakar Keuangan: Generasi Milenial Lebih Sadar Tabungan Darurat
Kulit Berminyak Masih Bisa Pakai Compact Powder