GEMALANTANG.COM, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait masa depan Gaza.
Dalam sebuah pertemuan makan malam di Washington DC pada Rabu, 9 Juli 2025, keduanya membahas rencana relokasi warga Gaza dan pembangunan kawasan elite di wilayah tersebut.
Baca Juga: Brasil Kena Tarif 50 Persen, Presiden Lula Akan Balas Trump
Pertemuan itu dilaporkan berlangsung santai, namun isi diskusinya menyentuh isu sensitif yang selama ini menjadi akar konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
Netanyahu mengungkapkan gagasan relokasi warga Gaza ke negara-negara tetangga dinilainya sebagai langkah menuju perdamaian.
Baca Juga: PPATK Temukan Indikasi Pendanaan Terorisme Lewat NIK Penerima Bansos
"Jika mereka ingin tinggal, mereka boleh tinggal, tetapi jika mereka ingin pergi, mereka seharusnya bisa pergi," ujar Netanyahu sebagaimana dilansir dari Al Jazeera pada Kamis, 10 Juli 2025.
"Seharusnya ini bukan penjara. Seharusnya ini tempat terbuka dan memberi orang pilihan bebas," imbuhnya.
Baca Juga: Ahmad Dhani Ungkap Alasan Unggah Video Kompilasi Maia Estianty
Kemudian, Netanyahu menuturkan, ide tersebut bertujuan memberikan masa depan yang lebih baik bagi warga Palestina, terkhusus yang kini terjebak di wilayah konflik, Jalur Gaza.
Netanyahu mengklaim, Israel dan AS tengah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan sejumlah negara untuk mewujudkan rencana tersebut.
Baca Juga: Menteri KP Minta Tambah Anggaran untuk Kampung Nelayan dan Tambak Garam
“Kami bekerja sama dengan Amerika Serikat secara erat untuk menemukan negara-negara yang akan berupaya mewujudkan apa yang selalu mereka katakan,” ujarnya.