GEMALANTANG.COM, JALUR GAZA -- Israel melancarkan operasi baru yang 'ekstensif' di Jalur Gaza, sedikitnya 103 orang, termasuk puluhan anak-anak, tewas dalam serangan udaranya, kata rumah sakit dan petugas medis.
Serangan dahsyat Israel itu memaksa rumah sakit yang menjadi fasilitas medis utama di Gaza utara ditutup.
Baca Juga: Kondisi RS Indonesia di Gaza 'Tragis' Akibat Serangan Besar-besaran Israel
Israel menekan Hamas agar menyetujui gencatan senjata sementara, yang akan membebaskan para sandera dari Gaza tetapi tidak serta merta mengakhiri perang.
Hamas mengatakan pihaknya menginginkan penarikan penuh pasukan Israel dan jalan untuk mengakhiri perang sebagai bagian dari kesepakatan apa pun.
Baca Juga: Israel Tingkatkan Serangan ke Gaza Hingga Yaman Setelah Lawatan Trump
“Ketika orang-orang Yahudi menginginkan gencatan senjata, Hamas menolak, dan ketika Hamas menginginkan gencatan senjata, orang-orang Yahudi menolaknya. Kedua belah pihak sepakat untuk membasmi orang-orang Palestina,” kata warga Jabaliya bernama Abu Mohammad Yassin.
Abu Mohammad Yassin merupakan salah satu dari mereka yang melarikan diri dari serangan baru Israel dengan berjalan kaki atau naik kereta keledai.
Baca Juga: Sopir Angkutan Batubara Minta Maaf, Malah Jadi Korban Pengeroyokan
“Demi Tuhan, kasihanilah kami. Kami sudah lelah dengan pengungsian.” tambahnya, dikutip AP.
Militer Israel, yang baru-baru ini mengerahkan puluhan ribu tentara cadangan, mengatakan operasi darat dilakukan di seluruh wilayah utara dan selatan Palestina.
Baca Juga: Ada 1.000 Lebih Lowongan Kerja Yang Ditawarkan, Buruan Catat Jadwalnya
Namun, sayangnya The Associated Press (AP) belum dapat memverifikasi dengan jelas apakah ada wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah aman.