Dengan impor dari China yang kini dikenakan tarif tambahan sebesar 145 persen, Hughes memperkirakan harga celana dalam tersebut mungkin akan melonjak hingga $42, sehingga tidak terjangkau bagi banyak pelanggan.
"Menurutku, tidak masalah besar atau kecil. Menurutku semua orang akan terluka karenanya. Masalahnya hanya seberapa keras," keluhnya.
Baca Juga: Hafiz Fattah Kecewa Progres Pembangunan Jalan Batubara: Desember Tidak Boleh Lagi Melintas
Di bengkel jahit Cantiq yang terletak di belakang butik, Tzul tidak punya pilihan lain selain berharap tarif akhirnya dicabut atau dikurangi.
Tzul mengatakan dia datang ke Amerika Serikat dari Guatemala dua dekade lalu karena pemerintahannya, seperti di banyak negara lain di Amerika Latin, merusak ekonomi lokal dengan kebijakan mereka.
"Itulah salah satu alasan mengapa jutaan orang harus meninggalkan negara mereka, karena keputusan yang dibuat pemerintah, alih-alih membantu rakyat, justru menghancurkan perekonomian," katanya.
Baca Juga: Mayat-mayat Hangus Akibat Serangan Israel, Presiden Abbas Bilang Gini
"Dan kami tidak ingin itu terjadi di Amerika," timpalnya.